Sabtu, 06 April 2013

Makalah Pembiayaan Jangka Panjang (MNC)



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan multinasional (MNC) umumnya menggunakan sumber dana jangka panjang untuk membiayai proyek jangka panjang. MNC memiliki akses pada sumber dana domestik maupun asing. Akan bermanfaat bagi MNC untuk mempertimbangkan seluruh kemungkinan bentuk pembiayaan sebelum membuat keputusan final. Manajer keuangan harus mengetahui sumber dana jangka panjang sehingga dapat membiayai proyek internasional dengan cara yang akan memaksimalkan kekayaan MNC.
MNC dapat mempertimbangkan ekuitas domestik yang dijual di negara asalnya, dimana dana diperoleh dalm mata uang lokal. MNC dapat mempertimbangkan penawaran ekuitas global, di mana MNC menjual saham di negara asal serta di satu atau lebih negara asing lainnya. MNC akan mempertimbangkan pendekatan ini untuk memperoleh pendanaan parsial dalam mata uang yang dibutuhkan untuk membiayai operasi anak perusahaan asing, Selain itu, penawaran global dapat menjadi pengakuan atas  nama mereka. Ketiga, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup untuk institusi keuangan di negara asalnya. Keempat, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup kepada institusi keuangan di negara asing tempat MNC akan memperluas usahanya.
Sebagian besar MNC memperoleh pendanaan ekuitas di negara asal. Sebaliknya pembiayaan utang seringkali dilakukan di negara asing.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah didalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
2.      Menjelaskan bagaimana mengakses kelayakan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
3.      Menjelaskan bagaimana penilaian pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing. Khususnya bunga mengambang

1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1.      Mengetahui pertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
2.      Mengetahui bagaimana cara mengakses kelayakan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
3.      Mengetahui bagaimana penilaian pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.




BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pertimbangan Pembiayaan Jangka Panjang Dalam Mata Uang Asing
            Untuk mempertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing perlu dilakukan beberapa hal  dibawah ini.
2.1.1    Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang
            MNC sangat mengandalkan pembiayaan jangka panjang karena MNC umumnya berinvestasi dalam proyek jangka panjang. Ketika keputusan telah diambil, MNC harus mempertimbangkan sumber ekuitas atau utang yang mungkin diperoleh dan biaya serta resiko yang terkait dengan masing-masing sumber dana.
Sumber Ekuitas
            Pertama, MNC dapat mempertimbangkan ekuitas domestik yang dijual di negara asalnya, dimana dana diperoleh dalm mata uang lokal. Kedua, MNC dapat mempertimbangkan penawaran ekuitas global, di mana MNC menjual saham di negara asal serta di satu atau lebih negara asing lainnya.MNC akan mempertimbangkan pendekatan ini untuk memperoleh pendanaan parsial dalam mata uang yang dibutuhkan untuk membiayai operasi anak perusahaan asing, Selain itu, penawaran global dapat menjadi pengakuan atas  nama mereka. Ketiga, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup untuk institusi keuangan di negara asalnya. Keempat, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup kepada institusi keuangan di negara asing tempat MNC akan memperluas usahanya.

Sumber Utang          
            Ketika mempertimbangkan pembiayaan utang, MNC dapat melakukan penawaran utang publik di negara mereka atau penwaran utang global. Selain itu, MNC dapat melakukan penjualan khusus di negara asing tempat MNC mengembangkan usahanya.
            Sebagian besar MNC memperoleh pendanaan ekuitas di negara asal. Sebaliknya pembiayaan utang seringkali dilakukan di negara asing.
Nilai pembiayaan utang
Keputusan pembiayaan utang suatu MNC biasanya dipengaruhi oleh perbedaan suku bunga antarmata uang yang bebeda. Nilai pembiayaan utang aktual akan berdasarkan baik suku bunga berlaku maupun persentase perubahan kurs mata uang yang dipinjam selam periode pinjaman.Seperti juga suku bunga pinjaman bank jangka pendek akan berbeda antarmata uang, begitu juga imbal hasil obligasi (bond yield).
            Karena obligasi dalam mata uang asing seringkali memberikan imbal hasil yang kecil, maka perusahaan AS perlu mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum menjual obligasi dalam mata uang tersebut. Misalnya, Hewlett-Packard, IBM, PepsiCo, dan Walt Disney baru-baru ini menjual obligasi dalam yen Jepang untuk memanfaatkan suku bunga jepang yang rendah. Karena nilai pembiayaan bagi perusahaan AS yang menjual dalam mata uang asing akan dipengaruhi oleh nilai mata uang tersebut relatif terhadap dolar AS selama periode pembiayaan, maka tidak ada jaminan bahwa obligasi ini akan lebih murah dibandingkan dalam dolar AS.Perusahaan peminjam harus membayar bunga dalam mata uang obligasi. Jika mata uang tersebut menguat terhadap mata uang asal perusahaan, maka akan dibutuhkan lebih banyak uang untuk membayar bunganya. Untuk alasan ini, suatu perusahaan tidak selalu meminjam dalam mata uang yang memiliki suku bunga rendah.
            Untuk mengambil keputusan pembiayaan jangka panjang, MNC harus :
1.      Menentukan jumlah dana yang dibutuhkan.
2.      Memperkirakan harga penjualan obligasi.
3.      Memperkirakan nilai kurs mata uang satuan obligasi secara berkala.
Mengukur Nilai Pembiayaan
            Dari sudut pandang MNC AS, nilai pembiayaan pada mata uang asing dipengaruhi oleh nilai mata uang tersebut saat MNC membayar bunga pada pemilik obligasi dan saat MNC melunasi pokok pinjaman saat obligasi jatuh tempo.
Contoh
            Piedmont Co memerlukan pinjaman sebesar $ 1 juta selama periode 3 tahun. Jumlah ini relatif kecil dan mencerminkan periode pembiayaan jangka pendek tetapi dapat digunakan sebagai contoh sederhana. Piedmont memperkirakan bahwa obligasi dalam dolar tersebut dapat dijual sesuai nilai nominal jika disertai dengan tingkat bunga sebesar 14 persen. Piedmont juga memiliki alternatif untuk menjual obligasi dalam dolar Singapura (S$), di mana Piedmont akan mengonversi dolar Singapura tersebut menjadi dolar AS sesuai kebutuhan. Lalu perusahaan tersebut harus membeli dolar Singapura setiap tahun untuk membayar bunga. Asumsikan bahwa kurs dolar Singapura saat ini adalah $0,50.Piedmont memerlukan sejumlah S$2 juta (dihitung dari $1 juta/0,50 perdolar Singapura) untuk memperoleh $1 juta yang dibutuhkannya. Piedmont memperkirakan dapat menjual obligasi dalam dolar Singapura sebesar nilai nominal jika disertai dengan bunga sebesar 10 persen.
            Nilai kedua alternatif pembiayaan digambarkan pada tampilan 21.2 yang menyajikan jadwal pembayaran untuk masing-masing metode pembiayaan. Pembayaran jika Piedmont dibiayai oleh obligasi dalam dolar AS dapat diketahui. Selain itu, jika Piedmont memilih pembiayaan obligasi dalam dolar Singapura, jumlah dolar Singapura yang diperlukan pada akhir periode telah diketahui. Namun karena kurs dolar Singapura di masa depan tidak pasti, maka jumlah dolar yang diperlukan untuk memperoleh dolar Singapura tiap tahun juga tidak pasti. Jika kurs tidak berubah, nilai pembiayaan pertahun dengan dolar Singapura adalah 10 persen, yang lebih kecil dibandingkan biaya sebesar 14 persen pertahun yang berasal dari pembiayaandalam dolar AS.
            Perbandingan nilai pembiayaan dengan dua mata uang berbeda dapat dilakukan dengan menentukan biaya pertahun dari pembiayaan kedua obligasi tersebut dari sudut pandang Piedmont. Perbandingan ini diperlihatkan pada kolom terakhir Tampilan 21.2.Nilai pembiayaan pertahun mencerminkan tingkat diskonto dimana pembayaran masa depan akan didiskonto agar nilai sekarangnya sama dengan jumlah pinjaman.Nilai ini serupa dengan yang disebut imbal hasil hingga jatuh tempo ( yield to maturity)  tetapi dinilai dari sudut pandang peminjam, bukan dari sudu pandang investor. Jika harga penjualan obligasi awal sama dengan nilai nominal dan tidak ada penyesuaian kurs, maka nilai pembiayaan pertahun adalah tingkat bunga. Oleh karena itu, nilaipembiayaan pertahun obligasi dalamdolar AS adalah 14 persen.
2.1.2    Dampak Mata Uang Terhadap Nilai Pembiayaan
            Adapun dampak mata uang terhadap nilai pembiayaan yaitu:
*      Dampak Penguatan Mata Uang Terhadap Nilai Pembiayaan
            Jika mata uang pinjaman menguat seiring waktu, suatu MNC memerlukan lebih banyak dana untuk membayar bunga atau poko pinjaman. Bentuk perubahan kurs kurs ini meningkatkan nilai pembiayaan MNC.
Contoh
Tampilan 21.2
Pembiayaan Melalui Obligasi dalam Mata Uang Dolar AS atau Dolar Singapura
Alternatif Pembiayaan
Akhir tahun
Nilai Pembiayaan pertahun
1
2
3
Obligasi dalam dolar AS (bunga 14 %)
$140.000
$140.000
$1.140.000
14%
Obligasi dalam dolar Singapura (bunga 10%)
S$200.000
S$200.000

-
Perkiraan kurs S$
$0,50
$0,50
S$2.200.000
-
Pembayaran dalam dolar AS
$100.000
$100.000
$1.100.000
10%

Setelah Piedmont memutuskan untuk menjual obligasi dalam dolar Singapura, asumsikan bahwa dolar singapura terapresiasi dari $0,50 menjadi $0,55 pada tahun 1, menjadi $0,60 pada akhir tahun 2, dan 0,65 pada akhir tahun 3. Dalam kasus ini, pembayaran Piedmont disajikan pada tampilan 21.3. Dengan membandingkan arus keluar dolar pada skenario ini dengan arus keluar yang berasal dari obligasi dalam dolar, maka terlihat jelas resiko perusahaan yang berasal dari penjualan obligasi dalam mata uang asing. Jangka waktu pembayaran terakhir sangat penting bagi pembiayaan obligasi dalam mata uang asing karena mencakup tidak hanya pembayaran bunga terakhir tetapi juga pembayaran pokok pinjaman. Berdasarkan perubahan kurs yang diasumsikan di sini, pembiayaan dalam dolar Singapura lebih mahal dibandingkan dengan jika pembiayaan dilakukan dalam dolar AS.
Tampilan 21.3 
Pembiayaan dalam Dolar Singapura Selama Periode Menguatnya Dolar Singapura

Akhir tahun
Nilai Pembiayaan pertahun
1
2
3
Pembayaran dalam dolar Singapura
S$200.000
S$200.000
S$2.200.000
-
Perkiraan kurs dolar Singapura
$0,55
$0,60
$0,65
-
Pembayaran dalam dolar
$110.000
$120.000
$1.430.000
20,11%

*      Dampak Pelemahan Mata Uang Terhadap Nilai pembiayaan.
            Jika mata uang yang terapresiasi meningkatkan pembayaran arus kas keluar dari penjual obligasi, maka mata uang yang terdepresiasi akan mengurangi nilai pembiayaan MNC.
Contoh:
Perhatikan kembali kasus piedmont co,hanya asumsikan bahwa dollar singapura terdepresiasi dari $0,05 menjadi 0,48 pada akhir tahun 1,$0,46 pada akhir tahun 2,dan menjadi $0,40 pada akhir tahun 3.pada kasus ini,pembayaran yang dilakukan piedmont diperhatikan pada tampilan 21.4.jika dilakukan perbandigan antara kasuskeluar dalam dollar pada skenariodengan ini arus keluar jika obligasi dinyatakan dalam dolar AS,maka terlihat jelas penghematan yang berasal dari obligasi asing tersebut.


Akhir tahun

Nilai pembayaran per tahun

1
2
3

Pembayaran dalam dollar singapura
S$200.000
S$200.000
S$2.200.000
_
Perkiraan kurs dolar singapura
$0,48
$0,46
$0,040
_
Pembayaran dalam dolar
$96.000
$92.000
$880.000
2,44%


Akhir tahun

Nilai pembiayaan  per tahun
Skenario kurs
1
2
3

Skenario 1: Tidak ada perubahan nilai S$1
$100.000
$100.000
$1.100.000
10,00%
Scenario 2: S$ yang menguat
$110.000
$120.000
$1.430.000
20,11%
Scenario 3: yang melemah
$96.000
$92.000
$880.000
2.44%

Tampialn 21.5 membandingkan dampak mata uang yang lemah terhadap niali pembiayaan hingga dampak dari mata uang yang stabil atu menguat.MNC yang menjual obligasi dalam mata uang asing dapat memperoleh pengurangan biaya yang besar,namun dapat terkena biaya yang tinggi jika mata uang obligasi terapresiasi sepanjang waktu.
Stuasi Utang Negara ketika anak perusahaan MNC meminjam dana lokal,maka tingkat pembiayaan akan terpengaruh dengan suku bunga bebas resiko pada saat pinjaman diberikan. Suku bunga bebas resiko di masa depan sebagian dipengaruhi oleh stusi utang Negara tersebut.infornasi mengenai situasi utang tiap negar dapat di lihat pada http://biz.yahoo.com/ifc.
 Klik pada Negara dalam daftar.lalu klik county Risk ,selanjutnya klik debt outlook.peningkatan defisit penggangaran mempengaruhi permintaan pinjaman dana oleh pemerintah dan dapat mendorong naik suku bunga.

2.2       Mengakses Kelayakan Pembiayaan Jangka Panjang Dalam Mata Uang Asing.
Mengakses kelayakan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing dengan cara :

2.2.1    Menilai Risiko Kurs Pembiayaan Utang
Dengan mempertimbangkan pentingnya kurs saat menjual obligasi dalam mata uang asing, suatu MNC memerlukan metode yang andal untuk memperhitungkan dampak fluktuasi kurs.MNC dapat menggunakan perkiraan kurs mata uang obligasinya pada satu waktu tertentu untuk tiap periode pembayaran bagi pemilik obligasi.Namun perkiraan satu titik tidak memperhitungan ketidakpastian peramalan,yang berbeda tergantung dari tingkat volatilitas mata uang. Dari sudut pandang peminjam AS misalnya,obligasi dalam dolar kanada memiliki risiko kurs yang lebih rendah dibandngkan dengan  obligasi dlam sebagian besar satuan mata uang asing lainya (jika diasumsikan bahwa peminjam tidak memiliki posisi kompensasi bagi mata uang terkait).dolar kanada memperhatikan lebih sedikit fluktuasi terhadap dolar AS sepanjang waktu dan karenanya kecil kemungkinan akan menyimpang jauh dari perkiraan kurs di masa depan.Ketidakpastian peramalan satu titik dapat diatasi dengan menggnakan probabilitas atau simulasi.
Menggunakan Probabilitas Kurs
Salah satu pendekatan untuk menggunakan prediksi kurs masa depan pada suatu waktu adalah dengan mengembangkan distribusi probablitas suatu kurs pada tiap periode pembayaran untuk pemilik obligasi. Taksiran nilai atau nilai yang diharapkan (expected value) suatu kurs pada tiap periode dapat dihitung dengan megalihkan setiap kemungkinan nilai kurs dengan probabilitas terkait denga menjumlahkan hasilnya.Selanjutnya,taksiran niali kurs dapat digunakan untuk memperkirahkan arus kas yang diperlukan untuk membayar pemilik obligasi tiap periode. Taksiran nilai kurs dapat berbeda antara satu periode dengan periode lain.setelah membuat probabilitas distribusi dan menghitug taksiran nilai, MNC dapat mengestimasi perkiraan nilai pembiayaan dan membandingkannya dengan nilai pembiayaan obligasi dalam mata uang asal.
Dengan pendekatan ini,perkiraan arus kas tunggal dihitung untuk tiap periode pembiayaan,dan suatu perkiraan tunggal dihitung untuk nilai pembiayaan per tahun selama periode berlaku obligasi. namun pendekatan ini tidak memberikan kisaran kemungkinan hasil yang mungkin terjadi,sehingga pendekatan ini tidak dapat mengukur probabilitas suatu obligasi dalam mata uang asing akan menjadi lebih mahal dibandingkan dengan obligasi dalam mata uag asal.
Menggunakan Simulasi
Setelah MNC mengembangkan distribusi probalitas atas kurs mata uang pada akhir tiap periode, seperti telah dibahas, MNC dapat menggunkan distribusi probabilitas tersebut dalam program similasi computer.program ini akan mengambil satu kemungkinan nilai secara acak dari distribusi kurs pada tiap akhir tahun dan menentukan membiayaan berdasarkan kurs tersebut.dengan cara itu ditentukan nilai pembiayaan.prosedur yang dijelaskan tersebut mencerminkan satu iterasi.
Selanjutnya, program akan mengulangi prosedur tersebut dengan kembali memilih satu kemungkinan nilai secara acak dari distribusi kurs pada akhir tiap tahun.cara tersbut akan mengehasilkan skedul pembayaran baru dengan  menggunakan kurs yamg dipilih secara terus-menerus akan mengulang prosedur ini,hingga mungkin 100 kali atau lebih  (sebanyak yang diinginkan).
Setiap iterasi merupakan scenario kurs masa depan yang mungkin terjadi,yang lalu digunakan untuk  menentukan nilai pembiayaan per tahun jika scenario tersebut terjadi. karenanya,simulasi menghasilkan distribusi probabilitas nilai pembiayaan per tahun yang kemudiaan dapat dibandingkan dengan nilai pembiayaan jika obligasi dijual dalam dolar AS (mata uang asal) yang telah diketahui.dengan perbandingan ini, MNC dapat menentukan probabilitas mengeluarkan obligasi dalam mata uang asing akan lebih murah dibandingkan dengan obligasi dalam dolar AS.
2.2.2    Mengurangi Risiko kurs
Risiko kurs yang berasal dari pembiayaan obligasi dalam mata uang asing dapat dikurangi dengan menggunakan   salah satu strategi alternatif berikut.
Ø  Mengompensasi kas yang Diterima
Beberapa perusahaan mungkin memiliki penerimaa kas dalam mata uang tertentu, yang dapat mengompensasi pengeluaran kas mereka terkait pembiayaan obligasi. oleh karena itu,suatu perusahaan mungkin dapat memperoleh pembiayaan berupa obligasi dalam mata uang asing dengan bunga lebih rendah tanpa terkena risiko kurs. Namun,jarang sekali perusahaan dapat memasangkan secara sempurna waktu dan jumlah arus keluar dalam mata unag asing yang digunakan dalam obligasi dengan arus kas dalam mata uang tersebut.oleh karena itu,tetap ada babarapa eksposur terhadap fluktuasi kurs.namun,eksposur ini dapat jauh berkurang jika perusahaan menerima kas pada mata uang sama yang digunakan dalam obligasi.
Ø  Mengompensasi Arus Kas dengan Imbal Hasil Utang yang Tinggi.
MNC AS yang menghasilkan laba di Negara di mana imbal hasil (yield)dari utang tinggi dapat mengompensasi eksposur terhadap risiko kurs dengan menjual obligasi dalam mata uang setempat.sebagai contoh adalah penjualan obligasi dalam mata uang beberapa Negara berkembang,seperti Brasil,Indonesia,Malaysia,dan Thailand.Jika MNC AS menjual obligasi dalam mata uang lokal di salah satu Negara tersebut,maka akan terdapat dampak kompensasi alami yang akan mengurangi eksposur MNC terhadap risiko kurs karena MNC dapat menggunakan arus kas masuk dalam mata uang yang sama untuk melunasi utang.
Alternatif lain,MNC dapat memperoleh pembiayaan utang dalam dolar dengan bunga rendah tetapi tidak dapat mengompensasika pendapatan dalam mata uang asing.juga pertimbangan bahwa mata uang di Negara dengan inflasi relatif tinggi cenderung melemah.oleh karena itu .MNC AS dapat terkena eksposur tinggi terhadap risiko kurs saat menggunakan utang dalam dolar utuk membiayaai usaha di Negara dengan utang lokal yang tinggi karena MNC tersebut harus megomversi arus kas masuk yang dihasilkan dalam mata uang yang berpotensi  terdepresiasi untuk melunasi utang.
Ø  Implikasi Euro dalam Pembiayaan untuk Mengompensasi Penerimaan Kas
Keputusan beberapa Negara eropa untuk menggunaka euro untuk mata uang mereka memiliki implikasi penting untuk MNC yang memerlukan pembiayaan jangka panjang dan ingin mengompensasi kas yang diterima dengan pelunasan utang. MNC yang memiliki penerimaan di beberapa Negara eropa
Sebelum digunakan euro, suatu MNC mungkin memilih pembiayaan dalm mata uang setiap Negara eropa dimana MNC melakukan usaha sehingga dapat menutup pembiayaan dengan penerimaan mata uang yang sama. Strategi ini akan dapat mengurangi kemampuan MNC untuk menggunakan oblogasi karena MNC tidak memiliki kebutuhan pembiayaan disetiap Negara yang cukup besar untuk menjual obligasi pada tiap Negara tersebut. MNC dapat menjual obligasi dalam euro untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan diseluruh Negara pengguna eoro dimana MNC beroprasi, lalu mendistribusikan kas yang diperoleh untuk digunakan di Negara-negara tersebut, dan selanjutnya mengumpulkan uang yang diterima di Negara tersebut untuk melunasi pembayaran pembiayaan. Dengan cara ini, pembiayaan bagi MNC yang beropersi di eropa.
Kontrak Forward
Jika obligasi dalam mata uang asing memiliki suku bunga yang lebih rendah dibandingkan mata uang asal perusahaan, maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menjual oblogasi dalam mata uang asing tersebut dan secara simultan melakukan lindung nilai atas resiko kurs melalui pasar forward, karena pasar forward sering kali meminta jangka waktu lima tahun  atau lebih, maka pendekatan tersebut mungkin dilakukan. Perusahaan dapat memperoleh perjanjian untuk menjual mata uang asing secara forward disetiap saat pembayaran harus dilakukan. Namun kurs forward untuk setiap jangka waktu biasanya di atas kurs spot. Oleh karena itu, lindung nilai pembayaran ini mungkin tidak lebih murah dibandingkan dengan pembayaran yang dibutuhkan jika menjual obligasi dalam dollar. Hubungan ini mencerminkan konsep peritas suku bunga, yang dibahas dalam bab sebelumnya.
Pertukaran Mata Uang
Pertukaran mata uang (swap) memungkinkan perusahaan untuk menukar mata uang untuk periode tertentu. Ford Motor Co., Johnson & Johnson, General Motors, dan beberapa MNC lain menggunakan pertukaran uang.
Contoh:
Miller Co., suaru perusahaan AS yang ingin menjual obligasi dalam euro karena Miller dapat membayarnya dengan penerimaan eoro yang berasal dari operasinya saat ini. Namun Miller Co., tidak dikenal oleh investor yangakan membeli oblogasi dalam euro. Sementara Beck Co, dari jerman ingin menjual oblogasi dalam dollar karena uang yang diterimanya sebagian besar dalam dollar. Namun Beck juga tidak dikenal oleh investor yang ingin membeli obligasi tersebut.
Jika Miller cukup dikenal dalam pasar berbasis dolla sementara Beck dikenal di pasar berbasis euro, maka transaksi berikut dapat dilakukan. Miller menjual obligasi dalam dollar, sementara Beck menjual obligasi dalam euro. Miller akan melunasi pembiayaan dalam euro untuk Beck sebagai ganti pembayaran dalam bentuk dollar. Pertukaran mata uang ini memungkinkan perusahaan untuk melunasi pembayaran dalam pemilik obligasi masing-masing tanpa mengkhawatirkan risiko kurs. Bentuk pertukaran mata uang digambarkan:


Euro yang Diterima dari Operasi Berjalan
Pembayaran dalam euro
Dollar yang Diterima dari Operasi Berjalan
Pembayaran dalam dolar
 


Pembayaran dalam dolar
                     
Miller Co.
Beck Co.
Investor Obligasi dalam Dollar yang Dikeluarkan oleh Miller Co.
o
Investor Obligasi dalam Euro yang Dikeluarkan oleh Beck Co.
Pembayaran dalam Dolar
Pembayaran dalam euro
 



Pembayaran dalam euro  untuk investor
Pembayaran dalam dolar untuk investor






Pertukaran yang baru dijelaskan berhasil menghilangkan risiko kurs baik untuk Miller Co., maupun Beck Co. Miller Co., akan mengirim euro yang diterima dari usahanya saat ini melalui Beck dan mengirim dollar yang diterima dari Beck untuk investor obligasi dalam dollar. Karenanya meskipun Miller menerima euro dari usahanya saat ini Miller dapat membayar investor dalam dollar tanpa perlu khawatir mengenai risiko kurs. Hal yang sama juga diperoleh Beck pada sisi transaksi lainnya.
Pinjaman Paralel
Perusahaan juga dapat memperoleh pembiayaan dalam mata uang asing melalui pinjaman paralel (back to back), yang terjadi ketika dua pihak memberikan pinjaman secara simultan dengan perjanjian untuk pelunasan kembali pada suatu waktu di masa depan.
Ø  Menggunakan Pinjaman Paralel sebagai Lindung Nilai Resiko Kurs pada Proyek Asing
Kemampuan untuk mengurangi atau menghapuskan resiko kurs juga memengaruhi nilai proyek di Negara asing, sering kali pinjaman parallel dapat berfungsi sebagai alternative pengganti kontrak forward atau futures yang bermanfaat sebagai sarana untuk membiayai proyek asing. Penggunaan pinjaman paralel terutama akan menarik jika MNC yang melakukan proyek di Negara asing akan menerima arus kas dalam mata uang asing, dan khawatir bahwa mata uang asing tersebut akan mendepresiasi cukup besar.
C0ntoh: Schnell, inc, telah di minta oleh pemerintah Malaysia untuk menjalankan proyek di sana tahun depan. Investasi di proyek tersebut bernilai total 1 juta ringgit Malaysia (MR) dan di perkirakan akan menghasilkan arus kas sebesar  MR 1,4 juta tahun depan proye kbisa berakhir kapan pun
Kurs ringgit saat ini adalah $0.25, tetapischnell memperkirakan bahwa rinngit akan terdepresiasi cukup besar tahun depan. Schnell secara khusus memperkirakan bahwa nilai ringgit akan mencapai $0,20 atau $0,15 tahun depan selain itu schnell harus meminjam dana yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek tersebut dan akan menimbiulkan nilai pembiayaan sebesar 13 persen.
Jika schnell melaksanakan proyek tersebut maka pengeluaran bersih schnell adalah  MR 1.000.000 x $0,25 = $250.000. tahun depan, schnell harus melunasi beban pembiayaan sebesar  $250.000 x13% = $32.500. jika ringgit terdepresiasi menjadi $0,20 maka schnell akan menerima sejumlah  MR1.400.000 x $0,20  = $280.000 tahun depan jika ringgit terdepresiasi menjadi $0,15 maka schnell akan menerima MR1.400.000 x $0,15 = $210.000 tahun depan. Arus kas per tahun dirangkum sebagai berikut.
Scenario 1: Ringgit terdepresiasi hingga $0,20

Tahun 0
Tahin 1
Investasi
-250.000

Pembayaran bunga

-$32.500
Arus kas dari proyek
      0
$280.000
Jumlah bersih
-$250.000
$285.000
 Dengan mengabaikan nilai waktu dari uang, maka arus kas gabungan selama 2 tahun adalah sebesar -$2.500.
Scenario 2: Ringgit terdeprasiasi menjadi $0,15

Tahun 0
Tahin 1
Investasi
  -250.000

Pembayaran bunga

-532.000
Arus kas dari proyek
             0
$210.000
Jumlah bersih
-$250.000
$177.500
Dengan mengabaikan nilai waktu dari uang arus kas gabungan adalah -$72.500. meskipun contoh ini memasukkan pembayaran bunga pada arus kas dan mangabaikan diskonto untuk tujuan ilustrasi, tetapi jelas bahwa proyek ini tidak menarik bagi schnell. Selain itu tidak ada kontrak  future maupun forward untuk ringgit,sehingga schnell tidak dapat melindung nilai arus kasnya dari resiko kurs.
Sekarang Asumsi bahwa pemerintah Malaysia menawarkan pinjaman paralel untuk schnell. Berdasarkan perjanjian pinjaman pemerintah Malaysia akan memberikan MR1.000.000 untuk schnell untuk di tukar dengan pinjaman dalam dollar dengan kurs saat ini jumlah yang sama akan di lunasi oleh kedua belah pihak pada akhir proyek. Tahun depan schnell akan membayar pemerintah Malaysia bunga sebesar 15 % atas dana sebesar MR1.000.000 Dan Pemerintah Malaysia akan membayar bunga 7 % pada schnell atas Pinjaman dalam dollar.
Dengan menggunakan pinjaman parallel schnell dapat mengalami penurunan arus kas bersih dalam ringgit Malaysia yang akan di terima selama satu tahun perhatikan arus kas dollar maupun ringgit berikut:
Arus kas schnell

Arus kas dalam dollar
Tahun
0
tahun
1
Pinjaman untuk Malaysia
-250.000

Beban bunga

-32.500
Bunga yang di terima dari pertukaran ($250.000 x 7%)

$17.500
Pelunasan pinjaman

$250.000
Arus kas bersih
$250.000
$235.000


Arus kas dalam dollar
Tahun
0
Tahun
1
Pinjaman untuk Malaysia
MR1.000.000

Beban bunga
MR1.000.000

Bunga yang di terima dari pertukaran (MR1.000.000 x 15%)

-MR150.000


-MR1.000.000
Arus kas dari proyek

MR1.400.000
Arus kas bersih
0               
MR 250.000
Skenario 1: ringgit terdepresiasi hingga $0,20
Arus kas bersih pada satu tahun sebesar MR250.000 di konversi menjadi dollar dengan kurs spot sebesar $0,20 dan menghasilkan MR250.000 x $0.20 = $50.000 oleh karena itu total arus kas dalam dollar dengan menggunakan pinjaman parallel adalah senagai berikut:

Tahun
0
Tahun
1
Arus kas dalam dollar
-$250.000
$235.000
Arus kas dalam ringgit yang telah di konversi

$50.000
$285000
Arus kas bersih
-$250.000

Sakali lagi dengan mengabaikan nilai waktu dari uang arus kas gabungan selama dua tahun kini mencapai $35.000
Skenario 2: Ringgit Terdepresiasi hingga $0,15
Arus kas bersih pada tahun 1 sebesar MR250.000 dikonversi menjadi dollar dengan kurs spot sebesar $0,15 untuk menghasilkan MR250.000 x $0,15 =$37.500. oleh karena itu total arus kas dalam dollar dengan menggunakan pinjaman parallel adalah sebagai berikut:



Tahun
0
Tahun
1
Arus kas dalam dollar
-$250.000
$235.000
Arus kas dalam ringgit yang telah dikonversi

$37.500
Arus kas bersih
-$250.000
$272.000

Arus kas gabungan selama dua tahun menurut skenario ini adalah $22.500.
Perhatikan bahwa arus kas meningkat secara drastis menggunakan  pinjaman parelelseperti di perlihatkan pada table berikut:

Skenario 1
Skenario 2
Arus kas total tanpa pertukaran (swop)
-$2.500
-$72.500
Arus kas total dengan pertukaran
$35.000
$22.500
Schnell tidak hanya dapt mengirurangi risiko kurs dengan membiayai proyek pinjaman ini, tetapi juga dapat menghasilkan total arus kas positif. Penyebab hal ini adalah adanya taksiran persentase depresiasi ringgit yang sangat besar (20% atau 40 %) yang lebih tinggi dibandingkan nilai tambahan pembiayaan (15% - 7% = 8%). Dengan pinjaman parallel, schnell telah mengutrangi jumlahringgit yang harus di konersi menjadi dollar pada saat proyek berakhir dari MR 1,4 juta menjadi hanya MR250.000. Kerana Schnell dapat mengurangijumlah arus kas yang akan terkena perkiraan depresiasi ringgit.
Pemerintah malausia juga memperoleh keuntungan dari pinjamna ini karena menerima pembayaran bunga tambahan sebesar 8 % dari perjanjian ini. Tentunya pemerintah Malaysia mengeluarkan biaya implikasi dari depresiasi ringgitkarena harus menukar ringgit menjadi dolar setelah satu tahun. Namun pemerintah mungkin menawarkan pinjaman tersebut jika perkiraan nilai ringgitnya berbeda dengan perkiraan Schnell atau dengan kata lain Pemerintah memperkirakan apresiasi atau depresiasi ringgit tidak sebesar perkiraan Schnell selain itu pemerintah mingkin tidak mempunyai pilihan lain untuk menyelesaikan proyek Jika perusahaan local tidak memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Diversifikasi Mata Uang
 Suatu perusahaan AS dapat menjual obligasii dalam beberapa mata uang bukan hanya satu mata uang asing, sehingga apresiasi tinggi atas suatu mata uang tidak secara drastis meningkatkan jumlah dolar yang diperlukan untuk melunasi pembayaran pembiayaan.
Contoh :
Nevada Inc,, MNCAS sedang mempertimbangkan empat elternatif untuk menjual obligasi guna mendukung aktivitas operasional  di  AS:
1.              Menjual oblogasi dalam dolar AS
2.              Menjual obligasi dalam yen jepang
3.              Mrnjual obligasi dalam dolar kanada
4.              Menjual beberapa obligasi dalam yen jepangdan beberapa obligasi   dalam dolar kanada
Nevada, Inc.,tidak memiliki eksposur baik dalan yen jepang maupun dolar kanada. Suku bunga obligasi dalam dolar AS adalah 14 % sementara untuk obligasi dalam yen jepang maupun dalam dolar kanada adalah 8 %. Nevada memperkirakan bahwa obligasi ini dapat di jual dengan harga nimonal.
Jika dolar kanada terapresiasi terhadap dolar AS nilai pembiayaan aktual Nevada dari penjualan obligasi dalam dolar kanada mungkin akan lebih tinggi  di bandingkan dengan obligasi dalam dolar AS. Jika yen jepang terapresiasi cukup tinggi terhadap dolar AS, nilai pembiayaaan aktual Nevada dari penjualan obligasi dalam yen jepang dapat lebih tinggi di bandingkan obligasi dalam dolar AS. Jika kurs dolar kanada dalam yen jepang bergerak dalam arah berlawanan terhadap dolar AS, maka ke dua obligasi tidak akan secara simultan lebih mahal di bandingkan obligasi dalam dolar AS, oleh karena itu pembiayan dalam kedua jenis obligasi akan memastikan bahwa nilai pembiayaan Nevada secara keseluruhan akan lebih kecil di bandingkan jika menjual obligasi dalam dolar AS.
Tidak ada jaminan bahwa kurs dolar kanada dan yen jepang akan bergerak dengan arah yang berlawanan. Namun perubahan kedua mata uang ini tidak memiliki korelasi tinggi, sehingga kecil kemungkinan kedua mata uang akan secara simultan terapresiasi hingga menghilangkan keuntungan dari suku  bunganya yang rendah. Oleh karena itu, oleh karena itu pembiyaan dalam lebih dari satu mata uang asing dapat meningkatkan probabilitas bahwa biaya kesuluruhan dari pembiyaan asnig akan lebih kecil dibandingkan pembiyaan dalam dolar. Nevada memutuskan untuk menjual obligasi dalam dolar kanada dan dalam yen.
Obligasi Gabungan Mata Uang
suatu perusahaan dapat melakukan pembiayaan dalam beberapa mata uang tanpa perlu megeluarkan berbagi obligasi dengan membuat obligasi gabungan mata uang .Gabungan mata uang  yang merupakan rekening dalam berbagi mata uang .Beberapa gabungan mata uang telah dikembangkan uantuk digunakan sebagai satuan obligasi.Salah satu gabungan mata uang yang paling terkenal adalah Special Drawing Right (SDR) yang awalnya digunakan sbagai alternative cadangan set namun kini digunakan sebagai satuan obliges dan deposito bank serta berbagai jasa pelayanan lainnya.Dengan dibuatanya euro, penggunaan obligasi gabungan mata uang di eropa menjadi terbatas karena bebagi Negara di eropa kini menggunakan satu mata uang.

2.3 Penilaian Pembiayaan Jangka Panjang Dalam Mata Uang Asing
            Penilaian pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing dapat dilakukan dengan cara  sebagai berikut:


2.3.1    Mempertimbangkan Risiko Suku Bunga dari Pembiayaan Utang
Tanpa memerhatiak mata uang yang digunakan MNC uantuk membiayai operasi internasionalnya. MNC juga harus menentukan waktu jatuh tempo yang digunakan atas utangnya.Tujuan MNC adalah menggunaka waktu jatuh tempo yang meminimalkan pembayaran total dari utang yang dibutuhkan oleh setiap unit usahanya.umumnya.MNC tidak menggunakan jatuh tempo yang melebihi pekiraan jangka waktu usahanya di Negara tersebut.
Jika menggunakan tenggat waktu yang relative singkat,MNC akan terkena eksposur risiko suku bunga,atau risiko bahwa suku bunga akan naik sehingga memaksa MNC melakukan pembiayaan ulang dengan suku bunga yang lebih tinggi.Kerugian dari strategi ini adalah bahwa suku bunga jangka panjang dapat turun dalam waktu singkat,tetapi MNC wajib untuk tetap membayar utangnya dengan bunga yang lebih tinggi.
Keputusan Jatuh Tempo Utang
Sebelum mengambil keputusan jatuh tempo utang,MNC dapat menilai kurva imbal hasil di Negara tempat MNC membtuhkan dana.
Beberapa MNC dapat menggunakan kurva imbal jasa suatu Negara untuk membandingkan suku bunga per tahun pada berbagai tenggat jatuh tempo uatang,sehingga mereka dapat memilih tenggat waktu dengan suku bunga relatif rendah.MNC lain menggunakan kurva imbal hasil untuk menilai permintaan dan penawaran dana dari pergerakan suku bunga di masa depan.Benuk informasi ini dapat menbantu MNC menentukan apakah akan menetapkan suku bunga jangka panjangatau meminjam untuk periode jangka pendek lalu melakukan pembiayaan ulang dalam jangka dekat.
2.3.2    Keputusan Untuk Memilih Tingkat Bunga Tetap atau Mengambang
MNC yang ingin menggunakan utang dengan jangka waktu panjang tetapi ingin menghindati suku bunga yang berlaku dapat mempertimbangkan obligasi suku bunga mengambang . Pada kasus ini,suku bunga akan berfluktuasi sepanjang waktu sesuai dengan suku bunga.Misalnya,suku bunga sering kali diikatkan dengan Suku Bunga Antarbank London (London Interbank Offer Rate-LIBOR),yang merupakan suku bunga pinjan antarbank.jika LIBOR naik,maka suku bunga mengambang obligasi juga naik.Suku bunga mengambang dapat menguntungkan penjual obligasi pada periode di mana suku bunga turun,sehingga perusahaan tidak harus tetap bertahan pada suku bunga tinggi sepanjang periode obligasi.Suku bunga mengambang merugian pada periode saat suku bunga meningkat.Di beberapa Negara,seperti di Amerika Utara,sebagian besar utang jangka panjang memiliki suku bunga mengambang.
Lindung Nilai Dengan Pertukaran Suku Bunga
MNC mengeluarkan Obligasi dengan mengeluarkan eksposur terhadap risiko suku bunga. MNC dapat menggunakan pertukaran (swap) suku bunga sebagai lindung nilai risiko tersebut. Para penjual obligasi menggunakan pertukaran suku bunga karena mereka dapat menyusun ulang arus kas masa depan sedemikian rupa sehingga mengurangi jumlah pembayaran untuk pemilik obligasi. Dengan cara ini, MNC dapat mengurangi eksposurnya terhadap perubahan suku bunga.
Institusi keuangan seperti bank komersial dan bank investasi serta perusahaan asuransi sering kali berperan sebagai agen dalam pertukaran suku bunga. Institusi keuangan juga dapat perperan sebagai pialang dalam pasar pertukaran suku bunga. Sebagai pialang, institusi keuangan hanya mengatur pertukaran  suku bunga antara dua pihak, dengan menerima komisi dari pelayanan tersebut, tetapi tidak mengambil posisi dalam pertukaran tersebut. MNC sering kali terlibat dalam pertukaran suku bunga untuk lindung nilai atau untuk mengurangi nilai pembiayaan.
Pertukaran Sederhana
Pertukaran sederhana (plan vanilla swap) merupakan suatu kontrak standar tanpa tambahan kontrak yang tidak biasa. Pada pertukaran sederhana, pihak pembayar suku bunga mengambang umumnya sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga dan berusaha mengurangi risiko suku bunga. Suatu perusahaan yang memiliki aset yang sensitif terhadap suku bunga tinggi dalam jumlah besar mungkin ingin menukar dengan pembayaran suku bunga mengambang tersebut dengan pembayaran berbunga tetap. Umumnya, pembayaran suku bunga mengambang memperkirakan bahwa suku bunga akan turun. Sebaliknya pembayaran suku bunga tetap pada pertukaran sederhana, memperkirakan suku bunga akan naik dan memilih untuk membayar dalam suku bunga tetap. Pembayaran suku bunga tetap dapat terdiri atas perusahaan dengan kewajiban yang sensitif terhadap suku bunga dalam jumlah besar atau aset dengan suku bunga tetap dalam jumlah rekatif besar.
Contoh
Dua perusahaan merencanakan untuk menjual obligasi.
Ø   Quality Co. Merupakan perusahaan berperingkat tinggi yang ingin                           meminjam dengan suku bunga mengambang.
Ø   Risky Co. Merupakan perusahaan berperingkat rendah yang ingin meminjam dengan suku bunga tetap.

Nama Perusahaan
Obligasi suku bunga tetap
Obligasi suku bunga mengambang
Quality Co.
9%
LIBOR + 0,5%
Risky Co.
10,5%
LIBOR + 1%
Asumsikan bahwa suku bunga yang akan dibayar oleh perusahaan untuk menjual obligasi baik dengan suku bunga mengambang atau tetap adalah sebagai berikut:
LIBOR berubah seiring waktu . berdasarkan informasi diatas , Cuality Co. Memilih keuntungan saat menjual baik obligasi suku bunga tetap maupun suku bunga mengambang, tetapi suku bunga tetap lebih menguntungkan. Quality Co. Dapat menjual obligasi dengan suku bunga tetap, sementara Risky Co. Dapa menjual obligasi dengan suku bunga mengambang lalu Quality Co. Akan memberikan pembayaran dengan suku bunga mengambang untuk Risky Co. Sebagai ganti atas pembayaran suku bunga tetap.
Asumsikan bahwa Quality Co. Sepakat dengan Risky Co. Untuk menyediakan pembayaran dengan suku bunga mengambang sebesar LIBOR   persen untuk ditukar dengan suku bunga tetap sebesar 9  persen.
Menentukan Pertukaran Pembayaran
Pembayaran dalam pertukaran suku bunga biasanya ditentukan dengan menggunakan nilai nasional yang disepakati pihak-pihak yang terlibat pertukaran dan dinyatakan dengan kontrak. Yang penting adalah bahwa nilai nasional sendiri tidak akan digunakan dalam pertukaran, tetapi digunakan untuk menentukan pembayaran pertukaran. Setelah pembayaran pertukaran ditentukan berdasarkan nilai nasional, pihak terkait secara berkala hanya menukar jumlah terutang bersih bukan total pembayaran. Penukaran pambayaran biasanya dilakukan setiap tahun atau setiap semester.




ILUSTRASI PERTUKARAN SUKU BUNGA
Quality Co.
Investor Obligasi dengan Suku bunga tetap yang diterbitkan oleh Quality Co
Investor Obligasi dengan Suku Bunga Mengambang yang Diterbitkan oleh Risky Co.
Risk Co.
Pembayaran Suku Bunga Tetap Sebesar 9½%
Pembayaran Suku Bunga Tetap Sebesar 9%
Pembayaran Suku Bunga Mengambang LIBOR + 1%
Pembayaran Suku Bunga Mengambang sebesar LIBOR + ½ %









Contoh :
Meneruskan contoh sebelumnya yang melibatkan quality Co. Dan Risky Co., asumsikan bahwa nilai nosional yang disepakati kedua belah pihak adalah $50 juta dan bahwa kedua perusahaan akan menukar pembayaran setiap tahun.
Dari sudut pandang Quality Co., perjanjian pertukaran lengkap tersebut kini menghasilkan pembayaran sebesar LIBOR + ½ persen setipa tahun, berdasarkan nilai nosional sebesar $50 juta. Dari sudut pandang Risky Co., perjanjian pertukaran melibatkan pembayaran dengan suku bunga tetap 9 ½ persen setiap tahun berdasarkan nilai nosional sebesar $50 juta. Tabel berikut menggambarkan ilustrasi pembayaran berdasarkan LIBOR seiring waktu.
Tahun
LIBOR
Pembayaran Quality Co.
Pembayaran Risky Co.
Pembayaran Bersih
1
8%
8,5% x $ 50 juta
= $4,25 juta
9,5% x $550 juta
= $4,75 juta
Risky membayar pada Quality sebesar 50,5 juta
2
7,0%
7,5% x $50 juta
= $3,75 juta
9,5% x $550 juta
= $4,75 juta
Risky membayar pada Quality sebesar $1 juta
3
5,5%
6,0% x $50 juta
= $3 juta
9,5% x $550 juta
= $4,75 juta
Risky membayar pada Quality sebesar $1,75 juta
4
9,0%
9,5% x $50 juta
= $4,75 juta
9,5% x $550 juta
= $4,75 juta
Tidak ada pembayaran
5
0,0%
10,5% x $50 juta
= $5,25 juta
9,5% x $550 juta
= $4,75 juta
Risky membayar pada Quality sebesar $0,5 juta
Terdapat dua keterbatasan pada pertukaran yang perlu dibahas. Pertama, terdapat biaya waktu dan sumber daya terkait dengan pencarian kandidat pertukaran yang cocok dan melakukan negosiasi perjanjian pertukaran. Kedua, setiap partisipan pertukaran menghadapi  risiko bahwa pihak lainnya akan mengalami gagal bayar. Untuk alasan tersebut, biasanya perantara keuangan akan terlibat dalam perjanjian pertukaran. Mereka memasangkan partisipan dan juga mengambil alih risiko gagal bayar yang terkait. Untuk peranan tersebut, mereka mengenakan biaya, yang akan mengurangi perkiraan manfaat dalam contoh sebelumnya, tetapi keterlibatan merekapenting untuk secara efektif mencocockan partisipan pertukaran dan mengurangi kekhwatiran risiko gagal bayar.
Ashland, Inc., Campbell Soup Co., Intel Corp., Johnson Controls, Union Carbide dan beberapa MNC lain sering kali menggunakan pertukaran suku bunga. Ashland , Inc., menerbitkan utang dengan bunga tetap dan menggunakan pertukaran suku bunga untuk memperoleh biaya pinjaman yang lebih rendah dari utang dengan bunga mengambang. Campbell Soup Co. Menggunakan pertukaran suku bunga untuk meminimalkan nilai pembiayaan totalnya dan memperoleh proporsi utang dengan bunga tetap dibandingkan bunga mengambang yang dinginkan. GTP ( sekarang merupakan bagian dari varison ) menggunakan pertukaran suku bunga untuk mengonversi lebih dari $500 juta utang dengan suku bunga  mengambang menjadi suku bunga tetap.
Bentuk Pertukaran Suku Bunga Lainnya
Inovasi keuangan yang terus-menerus telah menghasilkan berbagai bentuk pertukaran suku bunga tambahan pada beberapa tahun terakhir. Berikut adalah beberapa contoh:
v   Accretion swap
merupakan pertukaran dimana nilai nasional bertambah seiring waktu.
v   Amortising swap
Merupakan kebalikan dari accretion swap, yaitu pertukaran dengan nilai nasional yang berkurang seiring waktu.
v   Basis (floating-for-floating) swap
Basis  swap melibatkan pertukaran dua suku bunga mengambang. Misalnya, pertukaran antara LIBOR untuk satu tahun dengan LIBOR untuk jangka waktu enam bulan.
v   Callable swap
Sesuai namanya , callable swap memberikan hak pada pembayar suku bunga tetap untuk menghentikan perjanjian. Pembayarn suku bunga tetap  akan menggunakan haknya jika suku bunga turun cukup besar.
v   Forward swap
Merupakan pertukaran suku bunga yang dilakukan saat ini. Namun pembayaran pertukaran ini dimulai suatu saat dimasa depan.
v   Putable swap
Memberikan hak pada pembayar suku bunga mengambang untuk menghentikan perjanjian. Pembayaran suku bunga mengambang akan menggunakan haknya jika suku bunga naik cukup tinggi.
v   Zero-coupon swap
Pada Zero-coupon swap , seluruh bembiayaan bunga dengan suku bunga tetap ditunda hingga utang jatuh tempo dan dibayar sekaligus saat pertukaran jatuh tempo. Namun, pembiayaan dengan suku bunga mengambang dilakukan secara berkala.
v   Swaption
Memberikan hak pada pemiliknya untuk melakukan pertukaran. Harga pelaksanaan dalam swaption merupakan suku bunga tetap tertentu yang dapat digunakan pemilik swaption pada suatu saat dimasa depan. Pembayar swaption memberikan hak pada pemilik untuk menukar dari pembayaran suku bunga mengambang menjadi suku bunga tetap sesuai exercise price.
Standardisasi Pasar Pertukaran
Sesuai dengan perkembangan pasar pertukaran pada tahun-tahun terakhir. Salah satu bidang asosiasi sering kali diinta untuk melakukan standardisasi. Asosiasi pertukaran dan derevatif international (international swap and derevatipes association-ISDA) merupakan perdagangan global yang mewakili partisipan utama dalam industri deripatif yang di negosiasikan secara swasta. Badan ini mengatur suku bunga, mata uang, komoditas, kredit, dan pertukaran ekuitas, serta produk berkait seperti cap, collar, floor, dan swaption.
Sejak didirikan, ISDA telah memilih usaha untuk mengidentifikasi dan mengurangi sumber resiko dalam derivatif dan bisnis manajemen risiko. Dua tujuan utama ISDA adalah (1) mengembangkan dan pemeliharaan dokumentasi derivatif untuk mengembangkan pedoman praktik usaha yang efesien dan (2) promosi pengembangan praktik manajemen yang baik.
Salah satu pencapaian ISDA yang paling berharga adalah perjanjian standar. Perjanjian ini memberikan peluang bagi partisipan pasar derivatif untuk membuat perjanjian kredit yang sah antara mereka atas suatu hubungan usaha yang sedang berjalan. Manfaat utama dalam perjanjian ini adalah bahwa kesempatan legal dan kredit tidak perlu selalu harus dinegosisasi ulang setiap kali suatu pihak melakukan transaksi. Karenanya, perjanjian standar ISDA memberikan konstribusi besar pada standardisasi pasar derivatif.
Suku Bunga Asing Jangka Panjang
Suku bunga asing jangka panjang untuk mata uang utama seperti dollar Kanada,yen Jepang, dan pound sterling Inggris untuk berbagai jatuh tempo dapat dilihat pada http://www.bloomberg.com.
















BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beberapa MNC mungkin mempertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing untuk mengompensasi arus kas masa depan dalam mata uang tersebut dan karenanya mengurangi eksposur terhadap resiko kurs. MNC lain dapat mempertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing untuk mengurangi nilai pembiayaan. Jika suku bunga asing relatif rendah atau mata uang asing yang dipinjam terdepresiasi selama periode pembiayaan,maka pembiayaan jangka panjang dalam mata uang tersebut dapat menghasilkan nilai pembiayaan yang rendah.
Suatu MNC dapat menilai kelayakan pembiayaan dalam mata uang asing dengan memperhitungkan taksiran kurs atas pembayaran bunga berkala dan pokok pinjaman. Dengan cara ini, MNC menentukan jumlah mata uang asal yang dibutuhkan untuk melunasi pembayaran setiap periode. Nilai pembiayaan setiap tahun dapat diestimasikan dengan menentukan tingkat diskonto yang menyamakan pembayaran periodik atas pembiayaan asing dengan jumlah pinjaman awal yang dinyatakan dalam mata uang domestik.nilai pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing tergantung dari kurs mata uang tersebut selama periode pembiayaan dalam mata uang asing dengan suku bunga yang rendah, karena kesalahan peramalan kurs kerap terjadi.
Untuk obligasi denagn suku bunga mengambang, pembayaran bunga bagi investor tidak pasti. Ketidakpastian ini dapat diperhitungkan dengan memperkirakan jumlah pembayaran bunga yang dibutuhkan berdasarkan berbagai skenario suku bunga sepanjang waktu sehingga jumlah mata uang domestik perusahaan yang diinginkan untuk melunasi pembayaran dapat diperkirakan berdasarkan berbagai skenario kurs.

3.2    Saran
Jika MNC mengambil keputusan pembiayaan jangka panjang, maka MNC harus (1) menentukan jumlah dana yang dibutuhkan (2) memperkirakan harga penjualan obligasi dan (3) memperkirakan nilai kurs mata uang satuan obligasi secara berkala.Informasi ini dapat digunakan untuk menentukan nilai pembiayaan perusahaan jika menggunakan mata uang asal.












DAFTAR PUSTAKA
Madura, Jeff (2006). International Corporate Finance, 8th edition, Thomson Sourth-Western.Ohio (Kode: M) Edisi 12 : Hal 277 – 303.


Tidak ada komentar:

Studi Kelayakan Bisnis untuk Permulaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Terdapat sejumlah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan gambar kuda dalam  lamba...