BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perusahaan
multinasional (MNC) umumnya menggunakan sumber dana jangka panjang untuk
membiayai proyek jangka panjang. MNC memiliki akses pada sumber dana domestik
maupun asing. Akan bermanfaat bagi MNC untuk mempertimbangkan seluruh
kemungkinan bentuk pembiayaan sebelum membuat keputusan final. Manajer keuangan
harus mengetahui sumber dana jangka panjang sehingga dapat membiayai proyek
internasional dengan cara yang akan memaksimalkan kekayaan MNC.
MNC dapat mempertimbangkan ekuitas domestik yang
dijual di negara asalnya, dimana dana diperoleh dalm mata uang lokal. MNC dapat
mempertimbangkan penawaran ekuitas global, di mana MNC menjual saham di negara
asal serta di satu atau lebih negara asing lainnya. MNC akan mempertimbangkan
pendekatan ini untuk memperoleh pendanaan parsial dalam mata uang yang
dibutuhkan untuk membiayai operasi anak perusahaan asing, Selain itu, penawaran
global dapat menjadi pengakuan atas nama
mereka. Ketiga, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup untuk institusi
keuangan di negara asalnya. Keempat, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup
kepada institusi keuangan di negara asing tempat MNC akan memperluas usahanya.
Sebagian besar MNC memperoleh pendanaan ekuitas di
negara asal. Sebaliknya pembiayaan utang seringkali dilakukan di negara asing.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah didalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan
pertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
2. Menjelaskan
bagaimana mengakses kelayakan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
3. Menjelaskan
bagaimana penilaian pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing. Khususnya
bunga mengambang
1.3
Tujuan
Setelah
mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui
pertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
2. Mengetahui
bagaimana cara mengakses kelayakan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang
asing.
3. Mengetahui
bagaimana penilaian pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pertimbangan Pembiayaan Jangka
Panjang Dalam Mata Uang Asing
Untuk
mempertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing perlu
dilakukan beberapa hal dibawah ini.
2.1.1
Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang
MNC
sangat mengandalkan pembiayaan jangka panjang karena MNC umumnya berinvestasi
dalam proyek jangka panjang. Ketika keputusan telah diambil, MNC harus
mempertimbangkan sumber ekuitas atau utang yang mungkin diperoleh dan biaya
serta resiko yang terkait dengan masing-masing sumber dana.
Sumber
Ekuitas
Pertama,
MNC dapat mempertimbangkan ekuitas domestik yang dijual di negara asalnya,
dimana dana diperoleh dalm mata uang lokal. Kedua, MNC dapat mempertimbangkan
penawaran ekuitas global, di mana MNC menjual saham di negara asal serta di
satu atau lebih negara asing lainnya.MNC akan mempertimbangkan pendekatan ini
untuk memperoleh pendanaan parsial dalam mata uang yang dibutuhkan untuk
membiayai operasi anak perusahaan asing, Selain itu, penawaran global dapat
menjadi pengakuan atas nama mereka.
Ketiga, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup untuk institusi keuangan di
negara asalnya. Keempat, MNC dapat menawarkan saham secara tertutup kepada
institusi keuangan di negara asing tempat MNC akan memperluas usahanya.
Sumber
Utang
Ketika
mempertimbangkan pembiayaan utang, MNC dapat melakukan penawaran utang publik
di negara mereka atau penwaran utang global. Selain itu, MNC dapat melakukan
penjualan khusus di negara asing tempat MNC mengembangkan usahanya.
Sebagian
besar MNC memperoleh pendanaan ekuitas di negara asal. Sebaliknya pembiayaan
utang seringkali dilakukan di negara asing.
Nilai
pembiayaan utang
Keputusan pembiayaan utang suatu MNC biasanya
dipengaruhi oleh perbedaan suku bunga antarmata uang yang bebeda. Nilai
pembiayaan utang aktual akan berdasarkan baik suku bunga berlaku maupun
persentase perubahan kurs mata uang yang dipinjam selam periode
pinjaman.Seperti juga suku bunga pinjaman bank jangka pendek akan berbeda
antarmata uang, begitu juga imbal hasil obligasi (bond yield).
Karena
obligasi dalam mata uang asing seringkali memberikan imbal hasil yang kecil,
maka perusahaan AS perlu mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum menjual
obligasi dalam mata uang tersebut. Misalnya, Hewlett-Packard, IBM, PepsiCo, dan
Walt Disney baru-baru ini menjual obligasi dalam yen Jepang untuk memanfaatkan
suku bunga jepang yang rendah. Karena nilai pembiayaan bagi perusahaan AS yang
menjual dalam mata uang asing akan dipengaruhi oleh nilai mata uang tersebut
relatif terhadap dolar AS selama periode pembiayaan, maka tidak ada jaminan
bahwa obligasi ini akan lebih murah dibandingkan dalam dolar AS.Perusahaan
peminjam harus membayar bunga dalam mata uang obligasi. Jika mata uang tersebut
menguat terhadap mata uang asal perusahaan, maka akan dibutuhkan lebih banyak
uang untuk membayar bunganya. Untuk alasan ini, suatu perusahaan tidak selalu
meminjam dalam mata uang yang memiliki suku bunga rendah.
Untuk
mengambil keputusan pembiayaan jangka panjang, MNC harus :
1. Menentukan
jumlah dana yang dibutuhkan.
2. Memperkirakan
harga penjualan obligasi.
3. Memperkirakan
nilai kurs mata uang satuan obligasi secara berkala.
Mengukur
Nilai Pembiayaan
Dari
sudut pandang MNC AS, nilai pembiayaan pada mata uang asing dipengaruhi oleh
nilai mata uang tersebut saat MNC membayar bunga pada pemilik obligasi dan saat
MNC melunasi pokok pinjaman saat obligasi jatuh tempo.
Contoh
Piedmont
Co memerlukan pinjaman sebesar $ 1 juta selama periode 3 tahun. Jumlah ini
relatif kecil dan mencerminkan periode pembiayaan jangka pendek tetapi dapat
digunakan sebagai contoh sederhana. Piedmont memperkirakan bahwa obligasi dalam
dolar tersebut dapat dijual sesuai nilai nominal jika disertai dengan tingkat
bunga sebesar 14 persen. Piedmont juga memiliki alternatif untuk menjual
obligasi dalam dolar Singapura (S$), di mana Piedmont akan mengonversi dolar
Singapura tersebut menjadi dolar AS sesuai kebutuhan. Lalu perusahaan tersebut
harus membeli dolar Singapura setiap tahun untuk membayar bunga. Asumsikan
bahwa kurs dolar Singapura saat ini adalah $0,50.Piedmont memerlukan sejumlah
S$2 juta (dihitung dari $1 juta/0,50 perdolar Singapura) untuk memperoleh $1
juta yang dibutuhkannya. Piedmont memperkirakan dapat menjual obligasi dalam
dolar Singapura sebesar nilai nominal jika disertai dengan bunga sebesar 10
persen.
Nilai
kedua alternatif pembiayaan digambarkan pada tampilan 21.2 yang menyajikan jadwal
pembayaran untuk masing-masing metode pembiayaan. Pembayaran jika Piedmont
dibiayai oleh obligasi dalam dolar AS dapat diketahui. Selain itu, jika
Piedmont memilih pembiayaan obligasi dalam dolar Singapura, jumlah dolar
Singapura yang diperlukan pada akhir periode telah diketahui. Namun karena kurs
dolar Singapura di masa depan tidak pasti, maka jumlah dolar yang diperlukan
untuk memperoleh dolar Singapura tiap tahun juga tidak pasti. Jika kurs tidak
berubah, nilai pembiayaan pertahun dengan dolar Singapura adalah 10 persen,
yang lebih kecil dibandingkan biaya sebesar 14 persen pertahun yang berasal
dari pembiayaandalam dolar AS.
Perbandingan
nilai pembiayaan dengan dua mata uang berbeda dapat dilakukan dengan menentukan
biaya pertahun dari pembiayaan kedua obligasi tersebut dari sudut pandang
Piedmont. Perbandingan ini diperlihatkan pada kolom terakhir Tampilan
21.2.Nilai pembiayaan pertahun mencerminkan tingkat diskonto dimana pembayaran
masa depan akan didiskonto agar nilai sekarangnya sama dengan jumlah
pinjaman.Nilai ini serupa dengan yang disebut imbal hasil hingga jatuh tempo ( yield to maturity) tetapi dinilai dari sudut pandang peminjam,
bukan dari sudu pandang investor. Jika harga penjualan obligasi awal sama
dengan nilai nominal dan tidak ada penyesuaian kurs, maka nilai pembiayaan
pertahun adalah tingkat bunga. Oleh karena itu, nilaipembiayaan pertahun
obligasi dalamdolar AS adalah 14 persen.
2.1.2 Dampak Mata Uang Terhadap Nilai Pembiayaan
Adapun
dampak mata uang terhadap nilai pembiayaan yaitu:
Dampak
Penguatan Mata Uang Terhadap Nilai Pembiayaan
Jika
mata uang pinjaman menguat seiring waktu, suatu MNC memerlukan lebih banyak
dana untuk membayar bunga atau poko pinjaman. Bentuk perubahan kurs kurs ini
meningkatkan nilai pembiayaan MNC.
Contoh
Tampilan 21.2
Pembiayaan Melalui Obligasi dalam Mata Uang Dolar AS
atau Dolar Singapura
Alternatif Pembiayaan
|
Akhir tahun
|
Nilai Pembiayaan pertahun
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Obligasi dalam
dolar AS (bunga 14 %)
|
$140.000
|
$140.000
|
$1.140.000
|
14%
|
Obligasi dalam
dolar Singapura (bunga 10%)
|
S$200.000
|
S$200.000
|
|
-
|
Perkiraan kurs
S$
|
$0,50
|
$0,50
|
S$2.200.000
|
-
|
Pembayaran
dalam dolar AS
|
$100.000
|
$100.000
|
$1.100.000
|
10%
|
Setelah Piedmont memutuskan untuk menjual obligasi
dalam dolar Singapura, asumsikan bahwa dolar singapura terapresiasi dari $0,50
menjadi $0,55 pada tahun 1, menjadi $0,60 pada akhir tahun 2, dan 0,65 pada
akhir tahun 3. Dalam kasus ini, pembayaran Piedmont disajikan pada tampilan
21.3. Dengan membandingkan arus keluar dolar pada skenario ini dengan arus
keluar yang berasal dari obligasi dalam dolar, maka terlihat jelas resiko
perusahaan yang berasal dari penjualan obligasi dalam mata uang asing. Jangka waktu
pembayaran terakhir sangat penting bagi pembiayaan obligasi dalam mata uang
asing karena mencakup tidak hanya pembayaran bunga terakhir tetapi juga
pembayaran pokok pinjaman. Berdasarkan perubahan kurs yang diasumsikan di sini,
pembiayaan dalam dolar Singapura lebih mahal dibandingkan dengan jika
pembiayaan dilakukan dalam dolar AS.
Tampilan 21.3
Pembiayaan dalam Dolar Singapura Selama Periode
Menguatnya Dolar Singapura
|
Akhir tahun
|
Nilai Pembiayaan pertahun
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Pembayaran
dalam dolar Singapura
|
S$200.000
|
S$200.000
|
S$2.200.000
|
-
|
Perkiraan kurs
dolar Singapura
|
$0,55
|
$0,60
|
$0,65
|
-
|
Pembayaran
dalam dolar
|
$110.000
|
$120.000
|
$1.430.000
|
20,11%
|
Dampak
Pelemahan Mata Uang Terhadap Nilai pembiayaan.
Jika
mata uang yang terapresiasi meningkatkan pembayaran arus kas keluar dari
penjual obligasi, maka mata uang yang terdepresiasi akan mengurangi nilai
pembiayaan MNC.
Contoh:
Perhatikan
kembali kasus piedmont co,hanya asumsikan bahwa dollar singapura terdepresiasi
dari $0,05 menjadi 0,48 pada akhir tahun 1,$0,46 pada akhir tahun 2,dan menjadi
$0,40 pada akhir tahun 3.pada kasus ini,pembayaran yang dilakukan piedmont
diperhatikan pada tampilan 21.4.jika dilakukan perbandigan antara kasuskeluar
dalam dollar pada skenariodengan ini arus keluar jika obligasi dinyatakan dalam
dolar AS,maka terlihat jelas penghematan yang berasal dari obligasi asing
tersebut.
|
|
Akhir tahun
|
|
Nilai
pembayaran per tahun
|
|
1
|
2
|
3
|
|
Pembayaran dalam dollar singapura
|
S$200.000
|
S$200.000
|
S$2.200.000
|
_
|
Perkiraan kurs dolar singapura
|
$0,48
|
$0,46
|
$0,040
|
_
|
Pembayaran dalam dolar
|
$96.000
|
$92.000
|
$880.000
|
2,44%
|
|
|
Akhir
tahun
|
|
Nilai
pembiayaan per tahun
|
Skenario
kurs
|
1
|
2
|
3
|
|
Skenario
1: Tidak ada perubahan nilai S$1
|
$100.000
|
$100.000
|
$1.100.000
|
10,00%
|
Scenario
2: S$ yang menguat
|
$110.000
|
$120.000
|
$1.430.000
|
20,11%
|
Scenario
3: yang melemah
|
$96.000
|
$92.000
|
$880.000
|
2.44%
|
Tampialn
21.5 membandingkan dampak mata uang yang lemah terhadap niali pembiayaan hingga
dampak dari mata uang yang stabil atu menguat.MNC yang menjual obligasi dalam
mata uang asing dapat memperoleh pengurangan biaya yang besar,namun dapat
terkena biaya yang tinggi jika mata uang obligasi terapresiasi sepanjang waktu.
Stuasi
Utang Negara ketika anak perusahaan MNC meminjam dana lokal,maka tingkat
pembiayaan akan terpengaruh dengan suku bunga bebas resiko pada saat pinjaman
diberikan. Suku bunga bebas resiko di masa depan sebagian dipengaruhi oleh
stusi utang Negara tersebut.infornasi mengenai situasi utang tiap negar dapat
di lihat pada http://biz.yahoo.com/ifc.
Klik pada Negara dalam daftar.lalu klik county
Risk ,selanjutnya klik debt outlook.peningkatan defisit penggangaran
mempengaruhi permintaan pinjaman dana oleh pemerintah dan dapat mendorong naik
suku bunga.
2.2 Mengakses Kelayakan Pembiayaan Jangka
Panjang Dalam Mata Uang Asing.
Mengakses
kelayakan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing dengan cara :
2.2.1 Menilai Risiko Kurs Pembiayaan Utang
Dengan
mempertimbangkan pentingnya kurs saat menjual obligasi dalam mata uang asing, suatu
MNC memerlukan metode yang andal untuk memperhitungkan dampak fluktuasi
kurs.MNC dapat menggunakan perkiraan kurs mata uang obligasinya pada satu waktu
tertentu untuk tiap periode pembayaran bagi pemilik obligasi.Namun perkiraan
satu titik tidak memperhitungan ketidakpastian peramalan,yang berbeda
tergantung dari tingkat volatilitas mata uang. Dari sudut pandang peminjam AS
misalnya,obligasi dalam dolar kanada memiliki risiko kurs yang lebih rendah
dibandngkan dengan obligasi dlam
sebagian besar satuan mata uang asing lainya (jika diasumsikan bahwa peminjam
tidak memiliki posisi kompensasi bagi mata uang terkait).dolar kanada
memperhatikan lebih sedikit fluktuasi terhadap dolar AS sepanjang waktu dan
karenanya kecil kemungkinan akan menyimpang jauh dari perkiraan kurs di masa
depan.Ketidakpastian peramalan satu titik dapat diatasi dengan menggnakan
probabilitas atau simulasi.
Menggunakan Probabilitas Kurs
Salah
satu pendekatan untuk menggunakan prediksi kurs masa depan pada suatu waktu
adalah dengan mengembangkan distribusi probablitas suatu kurs pada tiap periode
pembayaran untuk pemilik obligasi. Taksiran
nilai atau nilai yang diharapkan (expected
value) suatu kurs pada tiap periode dapat dihitung dengan megalihkan setiap
kemungkinan nilai kurs dengan probabilitas terkait denga menjumlahkan
hasilnya.Selanjutnya,taksiran niali kurs dapat digunakan untuk memperkirahkan
arus kas yang diperlukan untuk membayar pemilik obligasi tiap periode. Taksiran
nilai kurs dapat berbeda antara satu periode dengan periode lain.setelah
membuat probabilitas distribusi dan menghitug taksiran nilai, MNC dapat
mengestimasi perkiraan nilai pembiayaan dan membandingkannya dengan nilai
pembiayaan obligasi dalam mata uang asal.
Dengan
pendekatan ini,perkiraan arus kas tunggal dihitung untuk tiap periode
pembiayaan,dan suatu perkiraan tunggal dihitung untuk nilai pembiayaan per
tahun selama periode berlaku obligasi. namun pendekatan ini tidak memberikan
kisaran kemungkinan hasil yang mungkin terjadi,sehingga pendekatan ini tidak
dapat mengukur probabilitas suatu obligasi dalam mata uang asing akan menjadi
lebih mahal dibandingkan dengan obligasi dalam mata uag asal.
Menggunakan Simulasi
Setelah
MNC mengembangkan distribusi probalitas atas kurs mata uang pada akhir tiap
periode, seperti telah dibahas, MNC dapat menggunkan distribusi probabilitas
tersebut dalam program similasi computer.program ini akan mengambil satu
kemungkinan nilai secara acak dari distribusi kurs pada tiap akhir tahun dan
menentukan membiayaan berdasarkan kurs tersebut.dengan cara itu ditentukan
nilai pembiayaan.prosedur yang dijelaskan tersebut mencerminkan satu iterasi.
Selanjutnya,
program akan mengulangi prosedur tersebut dengan kembali memilih satu
kemungkinan nilai secara acak dari distribusi kurs pada akhir tiap tahun.cara
tersbut akan mengehasilkan skedul pembayaran baru dengan menggunakan kurs yamg dipilih secara
terus-menerus akan mengulang prosedur ini,hingga mungkin 100 kali atau
lebih (sebanyak yang diinginkan).
Setiap
iterasi merupakan scenario kurs masa depan yang mungkin terjadi,yang lalu
digunakan untuk menentukan nilai
pembiayaan per tahun jika scenario tersebut terjadi. karenanya,simulasi
menghasilkan distribusi probabilitas nilai pembiayaan per tahun yang kemudiaan
dapat dibandingkan dengan nilai pembiayaan jika obligasi dijual dalam dolar AS
(mata uang asal) yang telah diketahui.dengan perbandingan ini, MNC dapat menentukan
probabilitas mengeluarkan obligasi dalam mata uang asing akan lebih murah
dibandingkan dengan obligasi dalam dolar AS.
2.2.2 Mengurangi Risiko kurs
Risiko
kurs yang berasal dari pembiayaan obligasi dalam mata uang asing dapat
dikurangi dengan menggunakan salah satu
strategi alternatif berikut.
Ø Mengompensasi kas yang Diterima
Beberapa
perusahaan mungkin memiliki penerimaa kas dalam mata uang tertentu, yang dapat
mengompensasi pengeluaran kas mereka terkait pembiayaan obligasi. oleh karena itu,suatu
perusahaan mungkin dapat memperoleh pembiayaan berupa obligasi dalam mata uang
asing dengan bunga lebih rendah tanpa terkena risiko kurs. Namun,jarang sekali
perusahaan dapat memasangkan secara sempurna waktu dan jumlah arus keluar dalam
mata unag asing yang digunakan dalam obligasi dengan arus kas dalam mata uang
tersebut.oleh karena itu,tetap ada babarapa eksposur terhadap fluktuasi
kurs.namun,eksposur ini dapat jauh berkurang jika perusahaan menerima kas pada
mata uang sama yang digunakan dalam obligasi.
Ø Mengompensasi Arus Kas dengan Imbal
Hasil Utang yang Tinggi.
MNC
AS yang menghasilkan laba di Negara di mana imbal hasil (yield)dari utang tinggi dapat mengompensasi eksposur terhadap
risiko kurs dengan menjual obligasi dalam mata uang setempat.sebagai contoh
adalah penjualan obligasi dalam mata uang beberapa Negara berkembang,seperti
Brasil,Indonesia,Malaysia,dan Thailand.Jika MNC AS menjual obligasi dalam mata
uang lokal di salah satu Negara tersebut,maka akan terdapat dampak kompensasi
alami yang akan mengurangi eksposur MNC terhadap risiko kurs karena MNC dapat
menggunakan arus kas masuk dalam mata uang yang sama untuk melunasi utang.
Alternatif
lain,MNC dapat memperoleh pembiayaan utang dalam dolar dengan bunga rendah
tetapi tidak dapat mengompensasika pendapatan dalam mata uang asing.juga
pertimbangan bahwa mata uang di Negara dengan inflasi relatif tinggi cenderung
melemah.oleh karena itu .MNC AS dapat terkena eksposur tinggi terhadap risiko
kurs saat menggunakan utang dalam dolar utuk membiayaai usaha di Negara dengan
utang lokal yang tinggi karena MNC tersebut harus megomversi arus kas masuk
yang dihasilkan dalam mata uang yang berpotensi
terdepresiasi untuk melunasi utang.
Ø Implikasi Euro dalam Pembiayaan
untuk Mengompensasi Penerimaan Kas
Keputusan
beberapa Negara eropa untuk menggunaka euro untuk mata uang mereka memiliki
implikasi penting untuk MNC yang memerlukan pembiayaan jangka panjang dan ingin
mengompensasi kas yang diterima dengan pelunasan utang. MNC yang memiliki
penerimaan di beberapa Negara eropa
Sebelum
digunakan euro, suatu MNC mungkin memilih pembiayaan dalm mata uang setiap
Negara eropa dimana MNC melakukan usaha sehingga dapat menutup pembiayaan
dengan penerimaan mata uang yang sama. Strategi ini akan dapat mengurangi kemampuan
MNC untuk menggunakan oblogasi karena MNC tidak memiliki kebutuhan pembiayaan
disetiap Negara yang cukup besar untuk menjual obligasi pada tiap Negara
tersebut. MNC dapat menjual obligasi dalam euro untuk mencukupi kebutuhan
pembiayaan diseluruh Negara pengguna eoro dimana MNC beroprasi, lalu
mendistribusikan kas yang diperoleh untuk digunakan di Negara-negara tersebut,
dan selanjutnya mengumpulkan uang yang diterima di Negara tersebut untuk
melunasi pembayaran pembiayaan. Dengan cara ini, pembiayaan bagi MNC yang
beropersi di eropa.
Kontrak Forward
Jika
obligasi dalam mata uang asing memiliki suku bunga yang lebih rendah
dibandingkan mata uang asal perusahaan, maka perusahaan dapat mempertimbangkan
untuk menjual oblogasi dalam mata uang asing tersebut dan secara simultan
melakukan lindung nilai atas resiko kurs melalui pasar forward, karena pasar
forward sering kali meminta jangka waktu lima tahun atau lebih, maka pendekatan tersebut mungkin
dilakukan. Perusahaan dapat memperoleh perjanjian untuk menjual mata uang asing
secara forward disetiap saat pembayaran harus dilakukan. Namun kurs forward
untuk setiap jangka waktu biasanya di atas kurs spot. Oleh karena itu, lindung
nilai pembayaran ini mungkin tidak lebih murah dibandingkan dengan pembayaran yang
dibutuhkan jika menjual obligasi dalam dollar. Hubungan ini mencerminkan konsep
peritas suku bunga, yang dibahas dalam bab sebelumnya.
Pertukaran Mata Uang
Pertukaran
mata uang (swap) memungkinkan
perusahaan untuk menukar mata uang untuk periode tertentu. Ford Motor Co.,
Johnson & Johnson, General Motors, dan beberapa MNC lain menggunakan
pertukaran uang.
Contoh:
Miller
Co., suaru perusahaan AS yang ingin menjual obligasi dalam euro karena Miller
dapat membayarnya dengan penerimaan eoro yang berasal dari operasinya saat ini.
Namun Miller Co., tidak dikenal oleh investor yangakan membeli oblogasi dalam
euro. Sementara Beck Co, dari jerman ingin menjual oblogasi dalam dollar karena
uang yang diterimanya sebagian besar dalam dollar. Namun Beck juga tidak dikenal
oleh investor yang ingin membeli obligasi tersebut.
Jika
Miller cukup dikenal dalam pasar berbasis dolla sementara Beck dikenal di pasar
berbasis euro, maka transaksi berikut dapat dilakukan. Miller menjual obligasi
dalam dollar, sementara Beck menjual obligasi dalam euro. Miller akan melunasi
pembiayaan dalam euro untuk Beck sebagai ganti pembayaran dalam bentuk dollar.
Pertukaran mata uang ini memungkinkan perusahaan untuk melunasi pembayaran
dalam pemilik obligasi masing-masing tanpa mengkhawatirkan risiko kurs. Bentuk
pertukaran mata uang digambarkan:
Euro yang Diterima dari Operasi
Berjalan
|
Pembayaran dalam euro
|
Dollar yang Diterima dari Operasi Berjalan
|
Pembayaran dalam dolar
|
Pembayaran dalam dolar
|
Miller Co.
|
Beck Co.
|
Investor Obligasi dalam Dollar yang Dikeluarkan oleh
Miller Co.
o
|
Investor Obligasi dalam Euro yang Dikeluarkan oleh Beck
Co.
|
Pembayaran dalam
Dolar
|
Pembayaran dalam
euro
|
Pembayaran dalam euro
untuk investor
|
Pembayaran dalam dolar untuk investor
|
Pertukaran
yang baru dijelaskan berhasil menghilangkan risiko kurs baik untuk Miller Co.,
maupun Beck Co. Miller Co., akan mengirim euro yang diterima dari usahanya saat
ini melalui Beck dan mengirim dollar yang diterima dari Beck untuk investor
obligasi dalam dollar. Karenanya meskipun Miller menerima euro dari usahanya
saat ini Miller dapat membayar investor dalam dollar tanpa perlu khawatir
mengenai risiko kurs. Hal yang sama juga diperoleh Beck pada sisi transaksi lainnya.
Pinjaman Paralel
Perusahaan
juga dapat memperoleh pembiayaan dalam mata uang asing melalui pinjaman paralel
(back to back), yang terjadi ketika
dua pihak memberikan pinjaman secara simultan dengan perjanjian untuk pelunasan
kembali pada suatu waktu di masa depan.
Ø Menggunakan Pinjaman Paralel
sebagai Lindung Nilai Resiko Kurs pada Proyek Asing
Kemampuan
untuk mengurangi atau menghapuskan resiko kurs juga memengaruhi nilai proyek di
Negara asing, sering kali pinjaman parallel dapat berfungsi sebagai alternative
pengganti kontrak forward atau futures yang bermanfaat sebagai sarana untuk
membiayai proyek asing. Penggunaan pinjaman paralel terutama akan menarik jika
MNC yang melakukan proyek di Negara asing akan menerima arus kas dalam mata
uang asing, dan khawatir bahwa mata uang asing tersebut akan mendepresiasi
cukup besar.
C0ntoh:
Schnell, inc, telah di minta oleh pemerintah Malaysia untuk menjalankan proyek
di sana tahun depan. Investasi di proyek tersebut bernilai total 1 juta ringgit
Malaysia (MR) dan di perkirakan akan menghasilkan arus kas sebesar MR 1,4 juta tahun depan proye kbisa berakhir
kapan pun
Kurs
ringgit saat ini adalah $0.25, tetapischnell memperkirakan bahwa rinngit akan
terdepresiasi cukup besar tahun depan. Schnell secara khusus memperkirakan
bahwa nilai ringgit akan mencapai $0,20 atau $0,15 tahun depan selain itu
schnell harus meminjam dana yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek tersebut
dan akan menimbiulkan nilai pembiayaan sebesar 13 persen.
Jika
schnell melaksanakan proyek tersebut maka pengeluaran bersih schnell
adalah MR 1.000.000 x $0,25 = $250.000.
tahun depan, schnell harus melunasi beban pembiayaan sebesar $250.000 x13% = $32.500. jika ringgit terdepresiasi
menjadi $0,20 maka schnell akan menerima sejumlah MR1.400.000 x $0,20 = $280.000 tahun depan jika ringgit
terdepresiasi menjadi $0,15 maka schnell akan menerima MR1.400.000 x $0,15 =
$210.000 tahun depan. Arus kas per tahun dirangkum sebagai berikut.
Scenario 1: Ringgit terdepresiasi
hingga $0,20
|
Tahun 0
|
Tahin 1
|
Investasi
|
-250.000
|
|
Pembayaran
bunga
|
|
-$32.500
|
Arus kas dari
proyek
|
0
|
$280.000
|
Jumlah bersih
|
-$250.000
|
$285.000
|
Dengan mengabaikan nilai waktu dari uang, maka
arus kas gabungan selama 2 tahun adalah sebesar -$2.500.
Scenario 2: Ringgit terdeprasiasi
menjadi $0,15
|
Tahun 0
|
Tahin 1
|
Investasi
|
-250.000
|
|
Pembayaran
bunga
|
|
-532.000
|
Arus kas dari
proyek
|
0
|
$210.000
|
Jumlah bersih
|
-$250.000
|
$177.500
|
Dengan
mengabaikan nilai waktu dari uang arus kas gabungan adalah -$72.500. meskipun
contoh ini memasukkan pembayaran bunga pada arus kas dan mangabaikan diskonto
untuk tujuan ilustrasi, tetapi jelas bahwa proyek ini tidak menarik bagi
schnell. Selain itu tidak ada kontrak future maupun forward untuk ringgit,sehingga schnell tidak dapat melindung nilai
arus kasnya dari resiko kurs.
Sekarang
Asumsi bahwa pemerintah Malaysia menawarkan pinjaman paralel untuk schnell.
Berdasarkan perjanjian pinjaman pemerintah Malaysia akan memberikan MR1.000.000
untuk schnell untuk di tukar dengan pinjaman dalam dollar dengan kurs saat ini
jumlah yang sama akan di lunasi oleh kedua belah pihak pada akhir proyek. Tahun
depan schnell akan membayar pemerintah Malaysia bunga sebesar 15 % atas dana
sebesar MR1.000.000 Dan Pemerintah Malaysia akan membayar bunga 7 % pada
schnell atas Pinjaman dalam dollar.
Dengan
menggunakan pinjaman parallel schnell dapat mengalami penurunan arus kas bersih
dalam ringgit Malaysia yang akan di terima selama satu tahun perhatikan arus
kas dollar maupun ringgit berikut:
Arus kas schnell
|
Arus kas dalam dollar
|
|
Tahun
0
|
tahun
1
|
|
Pinjaman untuk
Malaysia
|
-250.000
|
|
Beban bunga
|
|
-32.500
|
Bunga yang di
terima dari pertukaran ($250.000 x 7%)
|
|
$17.500
|
Pelunasan
pinjaman
|
|
$250.000
|
Arus kas
bersih
|
$250.000
|
$235.000
|
|
Arus kas dalam dollar
|
|
Tahun
0
|
Tahun
1
|
|
Pinjaman untuk
Malaysia
|
MR1.000.000
|
|
Beban bunga
|
MR1.000.000
|
|
Bunga yang di
terima dari pertukaran (MR1.000.000 x 15%)
|
|
-MR150.000
|
|
|
-MR1.000.000
|
Arus kas dari
proyek
|
|
MR1.400.000
|
Arus kas
bersih
|
0
|
MR
250.000
|
Skenario 1: ringgit terdepresiasi
hingga $0,20
Arus
kas bersih pada satu tahun sebesar MR250.000 di konversi menjadi dollar dengan
kurs spot sebesar $0,20 dan menghasilkan MR250.000 x $0.20 = $50.000 oleh
karena itu total arus kas dalam dollar dengan menggunakan pinjaman parallel
adalah senagai berikut:
|
Tahun
0
|
Tahun
1
|
Arus kas dalam
dollar
|
-$250.000
|
$235.000
|
Arus kas dalam
ringgit yang telah di konversi
|
|
$50.000
$285000
|
Arus kas
bersih
|
-$250.000
|
Sakali
lagi dengan mengabaikan nilai waktu dari uang arus kas gabungan selama dua
tahun kini mencapai $35.000
Skenario 2: Ringgit Terdepresiasi
hingga $0,15
Arus
kas bersih pada tahun 1 sebesar MR250.000 dikonversi menjadi dollar dengan kurs
spot sebesar $0,15 untuk menghasilkan MR250.000 x $0,15 =$37.500. oleh karena
itu total arus kas dalam dollar dengan menggunakan pinjaman parallel adalah
sebagai berikut:
|
Tahun
0
|
Tahun
1
|
Arus kas dalam
dollar
|
-$250.000
|
$235.000
|
Arus kas dalam
ringgit yang telah dikonversi
|
|
$37.500
|
Arus kas
bersih
|
-$250.000
|
$272.000
|
Arus
kas gabungan selama dua tahun menurut skenario ini adalah $22.500.
Perhatikan
bahwa arus kas meningkat secara drastis menggunakan pinjaman parelelseperti di perlihatkan pada
table berikut:
|
Skenario 1
|
Skenario 2
|
Arus kas total
tanpa pertukaran (swop)
|
-$2.500
|
-$72.500
|
Arus kas total
dengan pertukaran
|
$35.000
|
$22.500
|
Schnell
tidak hanya dapt mengirurangi risiko kurs dengan membiayai proyek pinjaman ini,
tetapi juga dapat menghasilkan total arus kas positif. Penyebab hal ini adalah
adanya taksiran persentase depresiasi ringgit yang sangat besar (20% atau 40 %)
yang lebih tinggi dibandingkan nilai tambahan pembiayaan (15% - 7% = 8%).
Dengan pinjaman parallel, schnell telah mengutrangi jumlahringgit yang harus di
konersi menjadi dollar pada saat proyek berakhir dari MR 1,4 juta menjadi hanya
MR250.000. Kerana Schnell dapat mengurangijumlah arus kas yang akan terkena
perkiraan depresiasi ringgit.
Pemerintah
malausia juga memperoleh keuntungan dari pinjamna ini karena menerima
pembayaran bunga tambahan sebesar 8 % dari perjanjian ini. Tentunya pemerintah
Malaysia mengeluarkan biaya implikasi dari depresiasi ringgitkarena harus
menukar ringgit menjadi dolar setelah satu tahun. Namun pemerintah mungkin
menawarkan pinjaman tersebut jika perkiraan nilai ringgitnya berbeda dengan
perkiraan Schnell atau dengan kata lain Pemerintah memperkirakan apresiasi atau
depresiasi ringgit tidak sebesar perkiraan Schnell selain itu pemerintah
mingkin tidak mempunyai pilihan lain untuk menyelesaikan proyek Jika perusahaan
local tidak memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Diversifikasi Mata Uang
Suatu perusahaan AS dapat menjual obligasii
dalam beberapa mata uang bukan hanya satu mata uang asing, sehingga apresiasi
tinggi atas suatu mata uang tidak secara drastis meningkatkan jumlah dolar yang
diperlukan untuk melunasi pembayaran pembiayaan.
Contoh
:
Nevada
Inc,, MNCAS sedang mempertimbangkan empat elternatif untuk menjual obligasi
guna mendukung aktivitas operasional
di AS:
1.
Menjual oblogasi dalam dolar AS
2.
Menjual obligasi dalam yen jepang
3.
Mrnjual obligasi dalam dolar kanada
4.
Menjual beberapa obligasi dalam yen
jepangdan beberapa obligasi dalam dolar
kanada
Nevada,
Inc.,tidak memiliki eksposur baik dalan yen jepang maupun dolar kanada. Suku
bunga obligasi dalam dolar AS adalah 14 % sementara untuk obligasi dalam yen
jepang maupun dalam dolar kanada adalah 8 %. Nevada memperkirakan bahwa
obligasi ini dapat di jual dengan harga nimonal.
Jika
dolar kanada terapresiasi terhadap dolar AS nilai pembiayaan aktual Nevada dari
penjualan obligasi dalam dolar kanada mungkin akan lebih tinggi di bandingkan dengan obligasi dalam dolar AS.
Jika yen jepang terapresiasi cukup tinggi terhadap dolar AS, nilai pembiayaaan
aktual Nevada dari penjualan obligasi dalam yen jepang dapat lebih tinggi di
bandingkan obligasi dalam dolar AS. Jika kurs dolar kanada dalam yen jepang
bergerak dalam arah berlawanan terhadap dolar AS, maka ke dua obligasi tidak
akan secara simultan lebih mahal di bandingkan obligasi dalam dolar AS, oleh
karena itu pembiayan dalam kedua jenis obligasi akan memastikan bahwa nilai
pembiayaan Nevada secara keseluruhan akan lebih kecil di bandingkan jika
menjual obligasi dalam dolar AS.
Tidak
ada jaminan bahwa kurs dolar kanada dan yen jepang akan bergerak dengan arah
yang berlawanan. Namun perubahan kedua mata uang ini tidak memiliki korelasi
tinggi, sehingga kecil kemungkinan kedua mata uang akan secara simultan
terapresiasi hingga menghilangkan keuntungan dari suku bunganya yang rendah. Oleh karena itu, oleh
karena itu pembiyaan dalam lebih dari satu mata uang asing dapat meningkatkan
probabilitas bahwa biaya kesuluruhan dari pembiyaan asnig akan lebih kecil
dibandingkan pembiyaan dalam dolar. Nevada memutuskan untuk menjual obligasi
dalam dolar kanada dan dalam yen.
Obligasi Gabungan Mata Uang
suatu
perusahaan dapat melakukan pembiayaan dalam beberapa mata uang tanpa perlu
megeluarkan berbagi obligasi dengan membuat obligasi gabungan mata uang
.Gabungan mata uang yang merupakan
rekening dalam berbagi mata uang .Beberapa gabungan mata uang telah dikembangkan
uantuk digunakan sebagai satuan obligasi.Salah satu gabungan mata uang yang
paling terkenal adalah Special Drawing Right (SDR) yang
awalnya digunakan sbagai alternative cadangan set namun kini digunakan sebagai
satuan obliges dan deposito bank serta berbagai jasa pelayanan lainnya.Dengan
dibuatanya euro, penggunaan obligasi gabungan mata uang di eropa menjadi
terbatas karena bebagi Negara di eropa kini menggunakan satu mata uang.
2.3 Penilaian Pembiayaan Jangka Panjang
Dalam Mata Uang Asing
Penilaian
pembiayaan jangka panjang dalam mata uang asing dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
2.3.1 Mempertimbangkan Risiko Suku Bunga dari Pembiayaan Utang
Tanpa
memerhatiak mata uang yang digunakan MNC uantuk membiayai operasi internasionalnya.
MNC juga harus menentukan waktu jatuh tempo yang digunakan atas utangnya.Tujuan
MNC adalah menggunaka waktu jatuh tempo yang meminimalkan pembayaran total dari
utang yang dibutuhkan oleh setiap unit usahanya.umumnya.MNC tidak menggunakan jatuh
tempo yang melebihi pekiraan jangka waktu usahanya di Negara tersebut.
Jika
menggunakan tenggat waktu yang relative singkat,MNC akan terkena eksposur
risiko suku bunga,atau risiko bahwa suku bunga akan naik sehingga memaksa MNC
melakukan pembiayaan ulang dengan suku bunga yang lebih tinggi.Kerugian dari
strategi ini adalah bahwa suku bunga jangka panjang dapat turun dalam waktu
singkat,tetapi MNC wajib untuk tetap membayar utangnya dengan bunga yang lebih
tinggi.
Keputusan Jatuh Tempo Utang
Sebelum
mengambil keputusan jatuh tempo utang,MNC dapat menilai kurva imbal hasil di
Negara tempat MNC membtuhkan dana.
Beberapa
MNC dapat menggunakan kurva imbal jasa suatu Negara untuk membandingkan suku
bunga per tahun pada berbagai tenggat jatuh tempo uatang,sehingga mereka dapat
memilih tenggat waktu dengan suku bunga relatif rendah.MNC lain menggunakan
kurva imbal hasil untuk menilai permintaan dan penawaran dana dari pergerakan
suku bunga di masa depan.Benuk informasi ini dapat menbantu MNC menentukan
apakah akan menetapkan suku bunga jangka panjangatau meminjam untuk periode
jangka pendek lalu melakukan pembiayaan ulang dalam jangka dekat.
2.3.2 Keputusan Untuk Memilih Tingkat Bunga Tetap atau Mengambang
MNC yang ingin menggunakan utang dengan jangka waktu
panjang tetapi ingin menghindati suku bunga yang berlaku dapat mempertimbangkan
obligasi suku bunga mengambang . Pada kasus ini,suku bunga akan berfluktuasi
sepanjang waktu sesuai dengan suku bunga.Misalnya,suku bunga sering kali
diikatkan dengan Suku Bunga Antarbank
London (London Interbank Offer
Rate-LIBOR),yang merupakan suku bunga pinjan antarbank.jika LIBOR naik,maka
suku bunga mengambang obligasi juga naik.Suku bunga mengambang dapat
menguntungkan penjual obligasi pada periode di mana suku bunga turun,sehingga
perusahaan tidak harus tetap bertahan pada suku bunga tinggi sepanjang periode
obligasi.Suku bunga mengambang merugian pada periode saat suku bunga
meningkat.Di beberapa Negara,seperti di Amerika Utara,sebagian besar utang
jangka panjang memiliki suku bunga mengambang.
Lindung Nilai Dengan Pertukaran
Suku Bunga
MNC
mengeluarkan Obligasi dengan mengeluarkan eksposur terhadap risiko suku bunga.
MNC dapat menggunakan pertukaran (swap) suku bunga sebagai lindung nilai risiko
tersebut. Para penjual obligasi menggunakan pertukaran suku bunga karena mereka
dapat menyusun ulang arus kas masa depan sedemikian rupa sehingga mengurangi
jumlah pembayaran untuk pemilik obligasi. Dengan cara ini, MNC dapat mengurangi
eksposurnya terhadap perubahan suku bunga.
Institusi
keuangan seperti bank komersial dan bank investasi serta perusahaan asuransi
sering kali berperan sebagai agen dalam pertukaran suku bunga. Institusi
keuangan juga dapat perperan sebagai pialang dalam pasar pertukaran suku bunga.
Sebagai pialang, institusi keuangan hanya mengatur pertukaran suku bunga antara dua pihak, dengan menerima
komisi dari pelayanan tersebut, tetapi tidak mengambil posisi dalam pertukaran
tersebut. MNC sering kali terlibat dalam pertukaran suku bunga untuk lindung
nilai atau untuk mengurangi nilai pembiayaan.
Pertukaran Sederhana
Pertukaran
sederhana (plan vanilla swap)
merupakan suatu kontrak standar tanpa tambahan kontrak yang tidak biasa. Pada
pertukaran sederhana, pihak pembayar suku bunga mengambang umumnya sangat
sensitif terhadap perubahan suku bunga dan berusaha mengurangi risiko suku
bunga. Suatu perusahaan yang memiliki aset yang sensitif terhadap suku bunga
tinggi dalam jumlah besar mungkin ingin menukar dengan pembayaran suku bunga
mengambang tersebut dengan pembayaran berbunga tetap. Umumnya, pembayaran suku
bunga mengambang memperkirakan bahwa suku bunga akan turun. Sebaliknya
pembayaran suku bunga tetap pada pertukaran sederhana, memperkirakan suku bunga
akan naik dan memilih untuk membayar dalam suku bunga tetap. Pembayaran suku
bunga tetap dapat terdiri atas perusahaan dengan kewajiban yang sensitif terhadap
suku bunga dalam jumlah besar atau aset
dengan suku bunga tetap dalam jumlah rekatif besar.
Contoh
Dua
perusahaan merencanakan untuk menjual obligasi.
Ø Quality
Co. Merupakan perusahaan berperingkat tinggi yang ingin meminjam dengan suku bunga mengambang.
Ø Risky
Co. Merupakan perusahaan berperingkat rendah yang ingin meminjam dengan suku
bunga tetap.
Nama
Perusahaan
|
Obligasi
suku bunga tetap
|
Obligasi
suku bunga mengambang
|
Quality
Co.
|
9%
|
LIBOR
+ 0,5%
|
Risky
Co.
|
10,5%
|
LIBOR
+ 1%
|
Asumsikan
bahwa suku bunga yang akan dibayar oleh perusahaan untuk menjual obligasi baik
dengan suku bunga mengambang atau tetap adalah sebagai berikut:
LIBOR
berubah seiring waktu . berdasarkan informasi diatas , Cuality Co. Memilih
keuntungan saat menjual baik obligasi suku bunga tetap maupun suku bunga
mengambang, tetapi suku bunga tetap lebih menguntungkan. Quality Co. Dapat
menjual obligasi dengan suku bunga tetap, sementara Risky Co. Dapa menjual
obligasi dengan suku bunga mengambang lalu Quality Co. Akan memberikan pembayaran
dengan suku bunga mengambang untuk Risky Co. Sebagai ganti atas pembayaran suku
bunga tetap.
Asumsikan
bahwa Quality Co. Sepakat dengan Risky Co. Untuk menyediakan pembayaran dengan
suku bunga mengambang sebesar LIBOR
persen untuk ditukar dengan suku bunga tetap
sebesar 9
persen.
Menentukan Pertukaran Pembayaran
Pembayaran
dalam pertukaran suku bunga biasanya ditentukan dengan menggunakan nilai
nasional yang disepakati pihak-pihak yang terlibat pertukaran dan dinyatakan
dengan kontrak. Yang penting adalah bahwa nilai nasional sendiri tidak akan
digunakan dalam pertukaran, tetapi digunakan untuk menentukan pembayaran
pertukaran. Setelah pembayaran pertukaran ditentukan berdasarkan nilai
nasional, pihak terkait secara berkala hanya menukar jumlah terutang bersih
bukan total pembayaran. Penukaran pambayaran biasanya dilakukan setiap tahun
atau setiap semester.
ILUSTRASI PERTUKARAN SUKU BUNGA
Quality Co.
|
Investor Obligasi dengan Suku bunga tetap yang diterbitkan
oleh Quality Co
|
Investor Obligasi dengan Suku Bunga Mengambang yang
Diterbitkan oleh Risky Co.
|
Risk Co.
|
Pembayaran Suku Bunga Tetap Sebesar 9½%
|
Pembayaran Suku Bunga Tetap Sebesar 9%
|
Pembayaran Suku Bunga Mengambang LIBOR + 1%
|
Pembayaran Suku Bunga Mengambang sebesar LIBOR + ½ %
|
Contoh
:
Meneruskan
contoh sebelumnya yang melibatkan quality Co. Dan Risky Co., asumsikan bahwa
nilai nosional yang disepakati kedua belah pihak adalah $50 juta dan bahwa
kedua perusahaan akan menukar pembayaran setiap tahun.
Dari
sudut pandang Quality Co., perjanjian pertukaran lengkap tersebut kini
menghasilkan pembayaran sebesar LIBOR + ½ persen setipa tahun, berdasarkan
nilai nosional sebesar $50 juta. Dari sudut pandang Risky Co., perjanjian
pertukaran melibatkan pembayaran dengan suku bunga tetap 9 ½ persen setiap
tahun berdasarkan nilai nosional sebesar $50 juta. Tabel berikut menggambarkan
ilustrasi pembayaran berdasarkan LIBOR seiring waktu.
Tahun
|
LIBOR
|
Pembayaran Quality Co.
|
Pembayaran Risky Co.
|
Pembayaran Bersih
|
1
|
8%
|
8,5% x $ 50
juta
= $4,25 juta
|
9,5% x $550
juta
= $4,75 juta
|
Risky membayar
pada Quality sebesar 50,5 juta
|
2
|
7,0%
|
7,5% x $50
juta
= $3,75 juta
|
9,5% x $550
juta
= $4,75 juta
|
Risky membayar
pada Quality sebesar $1 juta
|
3
|
5,5%
|
6,0% x $50
juta
= $3 juta
|
9,5% x $550
juta
= $4,75 juta
|
Risky membayar
pada Quality sebesar $1,75 juta
|
4
|
9,0%
|
9,5% x $50
juta
= $4,75 juta
|
9,5% x $550
juta
= $4,75 juta
|
Tidak ada
pembayaran
|
5
|
0,0%
|
10,5% x $50
juta
= $5,25 juta
|
9,5% x $550
juta
= $4,75 juta
|
Risky membayar
pada Quality sebesar $0,5 juta
|
Terdapat
dua keterbatasan pada pertukaran yang perlu dibahas. Pertama, terdapat biaya
waktu dan sumber daya terkait dengan pencarian kandidat pertukaran yang cocok
dan melakukan negosiasi perjanjian pertukaran. Kedua, setiap partisipan
pertukaran menghadapi risiko bahwa pihak
lainnya akan mengalami gagal bayar. Untuk alasan tersebut, biasanya perantara
keuangan akan terlibat dalam perjanjian pertukaran. Mereka memasangkan
partisipan dan juga mengambil alih risiko gagal bayar yang terkait. Untuk
peranan tersebut, mereka mengenakan biaya, yang akan mengurangi perkiraan
manfaat dalam contoh sebelumnya, tetapi keterlibatan merekapenting untuk secara
efektif mencocockan partisipan pertukaran dan mengurangi kekhwatiran risiko
gagal bayar.
Ashland,
Inc., Campbell Soup Co., Intel Corp., Johnson Controls, Union Carbide dan
beberapa MNC lain sering kali menggunakan pertukaran suku bunga. Ashland ,
Inc., menerbitkan utang dengan bunga tetap dan menggunakan pertukaran suku
bunga untuk memperoleh biaya pinjaman yang lebih rendah dari utang dengan bunga
mengambang. Campbell Soup Co. Menggunakan pertukaran suku bunga untuk
meminimalkan nilai pembiayaan totalnya dan memperoleh proporsi utang dengan
bunga tetap dibandingkan bunga mengambang yang dinginkan. GTP ( sekarang
merupakan bagian dari varison ) menggunakan pertukaran suku bunga untuk
mengonversi lebih dari $500 juta utang dengan suku bunga mengambang menjadi suku bunga tetap.
Bentuk Pertukaran Suku Bunga Lainnya
Inovasi
keuangan yang terus-menerus telah menghasilkan berbagai bentuk pertukaran suku
bunga tambahan pada beberapa tahun terakhir. Berikut adalah beberapa contoh:
v Accretion swap
merupakan pertukaran
dimana nilai nasional bertambah seiring waktu.
v Amortising swap
Merupakan kebalikan
dari accretion swap, yaitu pertukaran dengan nilai nasional yang berkurang
seiring waktu.
v Basis (floating-for-floating) swap
Basis swap melibatkan pertukaran
dua suku bunga mengambang. Misalnya, pertukaran antara LIBOR untuk satu tahun
dengan LIBOR untuk jangka waktu enam bulan.
v Callable swap
Sesuai namanya , callable swap memberikan hak pada
pembayar suku bunga tetap untuk menghentikan perjanjian. Pembayarn suku bunga
tetap akan menggunakan haknya jika suku
bunga turun cukup besar.
v Forward swap
Merupakan pertukaran
suku bunga yang dilakukan saat ini. Namun pembayaran pertukaran ini dimulai
suatu saat dimasa depan.
v Putable swap
Memberikan hak pada
pembayar suku bunga mengambang untuk menghentikan perjanjian. Pembayaran suku
bunga mengambang akan menggunakan haknya jika suku bunga naik cukup tinggi.
v Zero-coupon swap
Pada Zero-coupon swap , seluruh bembiayaan
bunga dengan suku bunga tetap ditunda hingga utang jatuh tempo dan dibayar
sekaligus saat pertukaran jatuh tempo. Namun, pembiayaan dengan suku bunga
mengambang dilakukan secara berkala.
v Swaption
Memberikan hak pada pemiliknya
untuk melakukan pertukaran. Harga pelaksanaan dalam swaption merupakan suku bunga tetap tertentu yang dapat digunakan
pemilik swaption pada suatu saat
dimasa depan. Pembayar swaption
memberikan hak pada pemilik untuk menukar dari pembayaran suku bunga mengambang
menjadi suku bunga tetap sesuai exercise
price.
Standardisasi Pasar Pertukaran
Sesuai
dengan perkembangan pasar pertukaran pada tahun-tahun terakhir. Salah satu
bidang asosiasi sering kali diinta untuk melakukan standardisasi. Asosiasi
pertukaran dan derevatif international (international
swap and derevatipes association-ISDA) merupakan perdagangan global yang
mewakili partisipan utama dalam industri deripatif yang di negosiasikan secara
swasta. Badan ini mengatur suku bunga, mata uang, komoditas, kredit, dan
pertukaran ekuitas, serta produk berkait seperti cap, collar, floor, dan swaption.
Sejak
didirikan, ISDA telah memilih usaha untuk mengidentifikasi dan mengurangi
sumber resiko dalam derivatif dan bisnis manajemen risiko. Dua tujuan utama
ISDA adalah (1) mengembangkan dan pemeliharaan dokumentasi derivatif untuk
mengembangkan pedoman praktik usaha yang efesien dan (2) promosi pengembangan
praktik manajemen yang baik.
Salah
satu pencapaian ISDA yang paling berharga adalah perjanjian standar. Perjanjian
ini memberikan peluang bagi partisipan pasar derivatif untuk membuat perjanjian
kredit yang sah antara mereka atas suatu hubungan usaha yang sedang berjalan.
Manfaat utama dalam perjanjian ini adalah bahwa kesempatan legal dan kredit
tidak perlu selalu harus dinegosisasi ulang setiap kali suatu pihak melakukan
transaksi. Karenanya, perjanjian standar ISDA memberikan konstribusi besar pada
standardisasi pasar derivatif.
Suku Bunga Asing Jangka Panjang
Suku
bunga asing jangka panjang untuk mata uang utama seperti dollar Kanada,yen
Jepang, dan pound sterling Inggris untuk berbagai jatuh tempo dapat dilihat
pada http://www.bloomberg.com.
BAB
3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Beberapa MNC mungkin mempertimbangkan pembiayaan
jangka panjang dalam mata uang asing untuk mengompensasi arus kas masa depan
dalam mata uang tersebut dan karenanya mengurangi eksposur terhadap resiko
kurs. MNC lain dapat mempertimbangkan pembiayaan jangka panjang dalam mata uang
asing untuk mengurangi nilai pembiayaan. Jika suku bunga asing relatif rendah
atau mata uang asing yang dipinjam terdepresiasi selama periode pembiayaan,maka
pembiayaan jangka panjang dalam mata uang tersebut dapat menghasilkan nilai
pembiayaan yang rendah.
Suatu MNC dapat menilai kelayakan pembiayaan dalam
mata uang asing dengan memperhitungkan taksiran kurs atas pembayaran bunga
berkala dan pokok pinjaman. Dengan cara ini, MNC menentukan jumlah mata uang
asal yang dibutuhkan untuk melunasi pembayaran setiap periode. Nilai pembiayaan
setiap tahun dapat diestimasikan dengan menentukan tingkat diskonto yang
menyamakan pembayaran periodik atas pembiayaan asing dengan jumlah pinjaman
awal yang dinyatakan dalam mata uang domestik.nilai pembiayaan jangka panjang
dalam mata uang asing tergantung dari kurs mata uang tersebut selama periode
pembiayaan dalam mata uang asing dengan suku bunga yang rendah, karena
kesalahan peramalan kurs kerap terjadi.
Untuk obligasi denagn suku bunga mengambang,
pembayaran bunga bagi investor tidak pasti. Ketidakpastian ini dapat
diperhitungkan dengan memperkirakan jumlah pembayaran bunga yang dibutuhkan
berdasarkan berbagai skenario suku bunga sepanjang waktu sehingga jumlah mata
uang domestik perusahaan yang diinginkan untuk melunasi pembayaran dapat
diperkirakan berdasarkan berbagai skenario kurs.
3.2
Saran
Jika MNC mengambil keputusan pembiayaan jangka
panjang, maka MNC harus (1) menentukan jumlah dana yang dibutuhkan (2)
memperkirakan harga penjualan obligasi dan (3) memperkirakan nilai kurs mata
uang satuan obligasi secara berkala.Informasi ini dapat digunakan untuk
menentukan nilai pembiayaan perusahaan jika menggunakan mata uang asal.
DAFTAR
PUSTAKA
Madura,
Jeff (2006). International Corporate Finance, 8th edition, Thomson
Sourth-Western.Ohio (Kode: M) Edisi 12 : Hal 277 – 303.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar