BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ketika perkembangan teknologi mengubah
dunia internasional ini menjadi sebuah global village, negara-negara seolah
tanpa batas (borderless). Era ini populer dengan nama globalisasi. Di sinilah
masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka
munculah akuntansi internasional yang mencoba menguraikan teori dan
praktik-praktik akuntansi yang berlaku secara internasional. Harmonisasi
standar akuntansi keuangan dalam wujud International Financial Reporting
Standard (IFRS) berlaku secara internasional, dan dalam proses penyusunannya
faktor politik dan kondisi ekonomi menjadi tidak relevan. Dalam hal ini, sangat
diharapkan ada sebuah standar yang dapat diterima oleh semua negara di dunia.
Dengan adanya standar yang diterima secara internasional, diharapkan laporan
keuangan memiliki daya keterbandingan yang lebih tinggi antar negara. Tentu
saja upaya-upaya kearah harmonisasi internasional ini bukanlah pekerjaan mudah.
Keadaan ini juga berpengaruh terhadap
Akuntansi di Indonesia. Melihat keadaan dan kebutuhan negara Indonesia dan
dengan tujuan untuk mendorong semakin terciptanya transparansi yang bisa
dimengerti dan memiliki standar yang sama dengan negara-negara lain, maka IAI
melakukan harmonisasi dengan standar keuangan internasional, dimana nantinya
semua negara akan berpedoman pada standar ini untuk semakin mendorong
transparansi laporan keuangan dan bisa dimengerti oleh semua pihak, dalam hal
ini khususnya mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh
Komite Ikatan Akuntansi Indonesia dengan penelitian yang bertahun-tahun yang
telah dilakukan mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas
sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena
laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
pemakai laporan. Sampai saat ini IAI telah banyak melakukan harmonisasi dengan
standar internasional, harmonisasi ini dimulai sejak tahun 1994 dan proses
revisi terhadap standar keuangan telah dilakukan sebanyak enam kali, yaitu
tahun1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004 dan
1 September 2007. Proses revisi terhadap standar keuangan ini juga terjadi pada
PSAK No. 2 tentang Laporan Arus Kas.
1.2
TUJUAN
Informasi tentang arus kas suatu
perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya .
Tujuan Pernyataan ini adalah memberi
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan
melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas
operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas (Inggris: cash flow
statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan
suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan
aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas
masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga
jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Laporan Arus Kas merupakan penerimaan
kas dan pembayaran kas (pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan
penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan
utama entitas : operasi,investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut
melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan
dan untuk semua kegiatan usaha.
Arus kas adalah kas aktual yang keluar
masuk dari dan ke dalam suatu perusahaan (Weston dan righam, 1990 : 55). Arus
kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan kas yang berasal dari kegiatan
rutin perusahaan, misalnya penjualan tunai, penerimaan piutang maupun
penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan
saham, penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran
yang bersifat kontinyu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak.
Arus kas berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya.
Agar kas ini mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat
dalam bentuk laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows),
sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam
menganalisa arus kas.
Aktivitas yang membagi laporan arus kas
adalah kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Ketiga
aktivitas ini memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan
untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap keuangan perusahaan serta
terhadap jumlah kas. Manfaat utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama
satu periode, serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak lain yang
berkepentingan dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).
2.2
TUJUAN DAN KEGUNAAN
Sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan
utama untuk memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Financial Accounting Standard
Board, informasi yang diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan
pengungkapan yang berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus membantu
investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan
membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta
pengeluaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas maupun non kas
terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.
Jadi informasi yang disajikan dalam
laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak
manajemen, investor, kreditor maupun
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
2.3
BENTUK DAN METODE LAPORAN ARUS KAS
A.
Metode Langsung
Dua bentuk penyajian laporan arus kas,
yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan
antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan
operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci
menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci
lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.
Sementara itu dengan metode tidak
langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba
bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya
penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena
pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas
dengan metode langsung dan metode tidak langsung.
PT.
SURAYA MANDIRI, Tbk
LAPORAN
ARUS KAS
UNTUK
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009
(Dalam
Rupiah)
Arus
kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Kas yang diterima dari pelanggan
951.000,-
Dikurangi :
Kas untuk membeli persediaan
555.200,-
Kas untuk membayar biaya operasi 259.800,-
Kas untuk membayar biaya bunga 14.000,-
Kas untuk membayar pajak
29.000,-
858.000,-
Aliran kas bersih dari
kegiatan operasi
93.000,-
Aliran kas yang berasal dari kegiatan
investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi
75.000,-
Kas keluar untuk membeli
peralatan
(157.000,-)
(82.000,-)
Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan keuangan :
Kas yang diterima dari penjualan saham
160.000,-
Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen
23.000,-
Kas untuk membayar hutang
obligasi
125.000,-
148.000,-
Aliran kas masuk neto dari
kegiatan keuangan
12.000,-
Kenaikan kas
23.000,-
Saldo kas pada awal tahun
26.000,-
Saldo kas pada akhir tahun
49.000,-
Dari laporan terlihat bahwa arus kas
yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai
sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai
kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga
dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan
dan pengeluara kas.
Sementara jika kita lihat contoh di
bawah ini arus kas dari kegiatan operasional tidak dirinci menurut sumber dan
jenis penggunaannya, melainkan net income dikoreksi sehingga net income
tersebut berubah menjadi net cashflows dari operasi.
B.
Metode Tidak Lansung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan
atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu
dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus
kas investasi atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung
ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini
memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba
rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari
aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari
pengaruh :
1. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan.
2. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan
asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
3. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
PT.
SURYA MANDIRI, Tbk
LAPORAN
ARUS KAS
UNTUK
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009
(Dalam
Rupiah)
Arus
kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Laba bersih menurut laporan laba rugi
90.500,-
Ditambah :
Biaya depresiasi
18.000,-
Penurunan persediaan kantor
8.000,-
Kenaikan hutang jangka pendek
16.800,-
Kenaikan hutang biaya
1.200,-
44.000,-
Dikurangi :
Kenaikan biaya dibayar dimuka
1.000,-
Kenaikan piutang usaha
9.000,-
Penurunan hutang pajak
1.500,-
Laba penjualan aktiva tetap
30.000,-
41.500,-
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi
93.000,-
Aliran kas yang berasal dari kegiatan
investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi
75.000,-
Kas keluar untuk membeli
peralatan
(157.000,-)
(82.000,-)
Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan keuangan :
Kas yang diterima dari penjualan saham
160.000,-
Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen
23.000,-
Kas untuk membayar hutang
obligasi 125.000,
148.000,-
Aliran kas masuk neto dari
kegiatan
keuangan 12.000,-
Kenaikan kas
23.000,-
Saldo kas pada awal tahun
26.000,-
Saldo kas pada akhir tahun
49.000,-
2.4
PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
A.
Klasifikasi Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan
penerimaan kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan.
Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis kegiatan adalah
:
1. Kegiatan
operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi
yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari
penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
untuk memperoleh persediaan serta membayar beban.
2. Kegiatan
investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang
dan mencangkup (a) pemberian serta penagihan pinjaman, dan (b) perolehan serta
pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang.
3. Kegiatan
pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas
pemegang saham serta mencangkup (a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran
kembali pinjaman, serta (b) perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat
pengembalian atas, dan pengembalian dari investasinya.
2.5
PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS
Menurut Smith dan Skousen (1992:191),
penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-sumber data diatas meliputi
empat langkah pokok :
1. Menentukan perubahan dalam kas.
2. Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi
3. Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4. Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.
1. A. Fotmat
Arus Kas
Kelompok arus kas dari kegiatan operasi
selalu dicantumkan pertama kali, disusul oleh kegiatan investasi dan
pembiayaan. Masing-masing arus masuk dan arus keluar dari kegiatan investasi
serta pembiayaan dilaporkan secara terpisah, yaitu dilaporkan dalam jumlah
kotor, bukan sebagai selisih akhir dari berbagai arus masuk dan arus keluar.
Jadi, arus kas keluar dari pembelian properti dilaporkan terpisah dari arus kas
masuk atas penjualan properti. Demikian juga, arus kas masuk dari penerbitan
sekuritas hutang dilaporkan terpisah dari arus kas keluar atas pelunasannya.
Kenaikan atau penurunan bersih kas selama suatu periode harus merekonsiliasi
saldo awal dan akhir kas yang dilaporkan dalam neraca komparatif.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1. A. Laporan
Arus Kas Tidak Bisa Bohong
Berdasarkan peraturan, semua emiten dan
bank, karena mengelola dana publik, harus memublikasikan laporan keuangannya
secara periodik. Walaupun yang dipublikasikan di dua harian nasional itu
umumnya hanya neraca dan laporan laba rugi, investor tidak boleh melupakan
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.
Setelah neraca dan laporan laba rugi,
kali ini saya akan menjelaskan laporan arus kas. Laporan ini belum menjadi
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan sekitar 20 tahun lalu. Sebelum
diwajibkannya laporan arus kas, para pengguna laporan keuangan mengeluh tidak
bisa memperoleh informasi yang diperlukan mengenai sebab peningkatan atau
penurunan saldo kas.
Tanpa pemahaman yang memadai mengenai
sumber dan penggunaan kas selama satu periode, mereka kesulitan memprediksi
kemampuan perusahaan menghasilkan kas, yang dipandang lebih penting daripada
laba. Inilah perbedaan akuntansi dan manajemen keuangan. Akuntansi berorientasi
pada bottom line, sementara aksioma pertama dalam manajemen keuangan mengatakan
kas adalah raja.
Menyadari kelemahan yang melekat pada
laporan laba rugi dengan konsep accrual-nya dan memenuhi tuntutan para
penggunanya, pada akhir 1980-an, para penyusun standar akuntansi di Amerika
menetapkan laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangan.
Dewan standar akuntansi di Indonesia dan di negara-negara lain pun mengikuti
jejak Amerika ini pada periode awal 1990-an
Laporan arus kas sejatinya adalah laporan yang menjabarkan jumlah kas masuk
dan sumbernya serta jumlah kas keluar dan penggunaannya. Laporan arus kas tidak
lain adalah pelaporan secara sistematis transaksi yang ada di akun kas dalam
buku besar sebuah perusahaan, baik sisi debit maupun sisi kredit. Laporan arus
kas lengkapnya dibagi dalam tiga kelompok aktivitas yaitu arus kas dari
kegiatan operasi, dari kegiatan investasi, dan dari kegiatan pendanaan. Total
arus kas dari ketiga kegiatan ini harus sama dengan perubahan saldo kas di
neraca. Karena itu, ada juga pengguna laporan keuangan yang memandang sepele
manfaat laporan arus kas dengan mengatakan laporan ini hanya menjelaskan
naikturunnya kas.
Pandangan seperti ini sudah tentu tidak
benar. Laporan arus kas sesungguhnya dapat bercerita banyak. Mengapa akun kas
mendapatkan perhatian khusus dan istimewa sampai diperlukan laporan tersendiri
yang menggambarkan mutasinya? Ada tiga alasan untuk itu.
1. manajemen yang berhasil mestinya tidak hanya dilihat dari kemampuannya
menghasilkan laba besar, tetapi juga dari kehebatannya meningkatkan saldo kas.
Inilah nilai tambah yang lebih nyata, menurut manajemen keuangan, tanpa saldo
kas yang memadai, kecil kemungkinan perusahaan dapat membagikan dividen.
Investor, terutama investor jangka panjang, pada umumnya berkepentingan dengan
laba yang dibagikan ini.
2. laporan arus kas tidak pernah bisa berbohong. Ini sangat berlawanan dengan
angka dalam laporan laba rugi yang mungkin saja bersifat artifisial, hasil
rekayasa keuangan yang berlindung di bawah diskresi dan kebijakan manajemen.
3. kas adalah aset yang paling rawan disalahgunakan. Kas juga merupakan darah
yang menjamin kelangsungan suatu usaha. Karena itulah, akuntansi untuk kas
berbeda dengan akuntansi untuk akun lainnya. Akuntansi untuk piutang dagang,
persediaan, investasi, harta tetap, utang, dan ekuitas semuanya menekankan pada
pengakuan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan.
Untuk kas, masalahnya bukan itu, tetapi
perencanaan dan pengendalian. Untuk dua tujuan ini kita mengenal istilah bank
rekonsiliasi, pemisahan tugas, perlunya otorisasi, sistem kas kecil, anggaran
kas masuk dan kas keluar, dan lainnya.
B. Kas
Operasi Harus Positif
Sejatinya, laporan arus kas yang
diharapkan investor bukan sekadar yang menghasilkan netto arus kas positif.
Investor kurang menyukai jika arus kas positif itu hanya berasal dari kegiatan
pendanaan (pinjaman baru atau right issue).
Dalam semua kondisi, investor sangat
menghargai arus kas operasi yang positif. Hanya dengan arus kas operasi
positif, perusahaan dapat melakukan investasi baru, pembayaran bunga, pelunasan
utang, dan pembagian dividen. Berbeda dengan arus kas investasi dan arus kas
pendanaan, arus kas operasi sangat berhubungan dengan laba bersih di laporan
laba rugi.
Salah satu alternatif penyajian arus kas
operasi bahkan memulainya dari laba bersih dari laporan laba rugi yang kemudian
disesuaikan dengan depresiasi, amortisasi, dan lainnya.
Mansyaratkan arus kas investasi positif
justru tidak realistis, terutama untuk perusahaan yang sedang bertumbuh.
Demikian juga dengan arus kas pendanaan, positif tidak berarti bagus dan
negatif tidak berarti jelek. Arus kas pendanaan yang negatif berarti perusahaan
melunasi utang atau melakukan buyback saham atau membayar dividen, sedangkan
positif berarti memperoleh pinjaman baru, right issue, atau pelepasan saham
buyback.
jujur dan tidak bisa berbohong, laporan arus
kas juga tak luput dari kekurangan. Laporan arus kas tidak bersifat
komprehensif, karena transaksi penting yang tidak melibatkan kas tidak akan
muncul. Contohnya, pembelian asset tetap dengan obligasi atau konversi obligasi
menjadi saham, atau komitmen jangka panjang capital lease. Agar investor tidak
salah baca, kejadian ini harus diungkapkan untuk melengkapi laporan arus kas.
Kelemahan lainnya, klasifikasi operasi, investasi, atau pendanaan juga
ada beberapa alternatif. Biaya bunga dapat dimasukkan dalam arus kas operasi
atau pendanaan. Pendapatan bunga dan penerimaan dividen, karena timbul dari
kegiatan investasi, juga bisa diperlakukan sebagai arus kas operasi atau investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar